Oleh Ady Thea
Dalam pertemuan yang bertema “transformasi sosialis” pada tanggal 21 Mei 2009 yang berlangsung di komplek industri CVG Ferrominera, Puerto Ordaz, Kota Guayana, Venezuela, Chavez mengumumkan beberapa pabrik yang baru saja dinasionalisasi, yaitu lima pabrik besi dan baja yang terdiri dari Pabrik besi dan baja Orinoco, Venezolana de Prerreducidos of Caroní (VENPRECAR), Materiales Siderúrgicos (MATESI), Complejo Siderúrgico de Guayana (COMSIGUA), Tubos de Acero de Venezuela (TAVSA) dan Pabrik Keramik Caraobo. Kelima pabrik besi dan baja serta satu pabrik keramik yang dinasionalisasi itu merupakan bagian dari langkah Chavez untuk membangun sosialisme Venezuela yang berbasiskan kekuatan massa rakyat pekerja. Chavez juga menjelaskan persetujuan perundingan secara kolektif dari CVG Ferrominera dan berencana untuk membuat komplek pabrik industri besi baja dimana pabrik-pabrik yang tergabung dalam komplek itu harus berada dibawah kontrol buruh. “Mari kita mulai proses nasionalisasi untuk membangun komplek industrial ini”, kata Chavez.
Pertemuan itu dihadiri sekitar 400 buruh, 200 orang diantaranya berasal dari buruh sektor industri alumunium dan 200 orang lainnya berasal dari sektor industri besi dan baja. Chavez, sebagai presiden Venezuela, dalam pertemuan itu ia didampingi oleh beberapa menterinya yaitu Jorge Giordani, Rodolfo Sanz, Rafael Ramírez, dan Alí Rodríguez Araque serta Gubernur Guayana, Francisco Rangel Gómez.
Untuk seluruh massa rakyat di Venezuela, khususnya mereka yang hadir dalam pertemuan itu, Chavez menegaskan bahwa perlunya menggiatkan pendidikan politik bagi buruh, ia mengatakan saat ini “setiap pabrik harus menjadi sekolah, seperti yang dikatakan Che, bahwa untuk membangun tidak hanya membutuhkan briket, besi, baja dan alumunium, namun juga, diatas semuanya, pemuda dan pemudi baru, sebuah masyarakat baru, sebuah masyarakat sosialis”. Chavez juga menegaskan kembali idenya untuk membuat sekolah-sekolah politik, seperti sekolah poltik yang ada di CVG Alcasa, dimana pengelolaannya berada di bawah kontrol pekerja dan diketuai oleh Carloz Lanz. “Saya pikir akan sangat bermanfaat jika segera dibuka Sekolah bagi buruh di Guayana, sebuah Sekolah pendidikan politik bagi buruh; dengan itu maka kita dapat memulai untuk menganalisa berbagai macam persoalan, baik mengenai sosialisme dan dunia, politik, budaya, masyarakat dan ekonomi”. Dengan sekolah-sekolah politik itu diharapkan kesadaran buruh akan meningkat. Sehingga buruh tidak hanya sekedar tahu tentang sosialisme, tapi juga paham, dan mengerti bagaimana mewujudkannya. Karena proyek besar pembangunan transisional menuju sosialisme yang terjadi di Venezuela membutuhkan partisipasi dengan penuh kesadaran massa rakyat pekerja.
Bagi Chavez, Guayana merupakan salah satu kota penting dalam membangun sosialisme di Venezuela , di kota ini program-program sosialisme sedang dijalankan. Dan diharapkan Guayana dapat menjadi kota percontohan bagi kota-kota lainnya di Venezuela bahkan di seluruh dunia. Dengan penuh optimis Chavez mengatakan “Saya yakin bahwa Guayana dan pergerakan di Guayana…akan menjadi platform sosialisme yang besar, dalam membangun sosialisme, kelas pekerja menjadi garda terdepan, kelas pekerja sebagai pelaku utama. Dan Guayana, akan menjadi – disinilah saya melihat – sebuah sekolah Sosialis”.
Chavez juga mengatakan bahwa pembangunan dan perencanaan proses Revolusi Venezuela ini membutuhkan partisipasi sadar dari kelas pekerja. Pidato yang dia berikan merupakan satu langkah maju, tetapi ini harus dipenuhi dan dijalankan melalui aksi-aksi konkrit oleh pekerja sendiri. Kita telah melihat berkali-kali bagaimana rencana-rencana yang telah dipaparkan oleh Chavez terkubur dan diabaikan oleh birokrasi-birokrasi pemerintah yang notabene masih merupakan warisan dari pemerintahan korup yang lama sebelum Chavez. Untuk berangkat dari pidato ke aksi, kelas pekerja Guayana dan segenap kelas pekerja Venezuela harus mengambil tanggung jawab ini.
Kelas pekerja harus mengambil sebuah langkah tegas dan aksi yang konkrit. Komite-komite pabrik harus dipilih secara demokratis dan dapat dipanggil kembali (recall) setiap saat supaya kontrol buruh yang sejati dapat terbentuk. Manajemen dan pembukuan perusahaan harus dikontrol oleh pekerja sendiri supaya surplus-surplus produksi tidak lari ke kantong para birokrat. Kelas pekerja Venezuela harus memiliki manejemen kolektif di dalam setiap divisi dan departemen industri, yang mengontrol semua aspek produksi, termasuk pemasaran dan penjualan, guna membentuk kontrol buruh yang efektif.
Menjelang akhir acara pertemuan itu Chavez menegaskan kembali bahwa revolusi Bolivarian yang sedang dijalankan di Venezuela ini memainkan peran yang sangat besar bagi perkembangan massa rakyat pekerja di seluruh dunia. Seluruh kelas pekerja dunia saat ini melihat dan berharap bahwa proses revolusi sosialisme yang berlangsung di Venezuela dapat mewujudkan terbentuknya Negara buruh sejati. Dengan penuh suka cita di akhir kalimat penutupnya Chavez berucap “Hidup kelas pekerja! Hidup kebebasan di Guayana! Hidup buruh! Hidup Negara sosialis! Patria, Socialismo o Muerte! Venceremos!”
Jakarta 29 Mei 2009