Pelajaran Dari Venezuela: Dewan Komunal Mengelola Keuangan Mereka Sendiri

( Disadur dari Berdikari Online, oleh Degnis merlo) Untuk asosiasi kehidupan: Begitu juru bicara dewan komunal menggambarkan asosiasi lingkungan sebelumnya. Organisasi ini seharusnya menjadi representasi komunitas namun sebaliknya justru tidak membuka ruang bagi keragaman. Namun akhirnya, kehendak masyarakat lah yang menjadi pemenang.

Cerita ini berkisah tentang bagaimana komune Antonio Jose de Sucre di lingkungan (barrio) Petare bermula; Setelah 20 tahun berjuang agar suara mereka didengar dan menemukan jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi komunitas, khususnya bagi anak-anak, sebuah kelompok lingkungan (semacam RT) di sektor Antonio Jose de Sucre akhirnya mendirikan Dewan Komunal Tia Elena.

Sebagai upaya untuk mengembangkan dewan komunal tersebut, para anggota mendapatkan suntikan pengetahuan oleh para professional dari berbagai disiplin seperti manajemen sosial dan hak-hak anak. Enam orang dari anggota pendiri komune ini mengambil studi manajemen sosial, dan lima orang mengambil studi hukum.

Pada tahun 2005, kelompok ini memulai aktivitas kultural, pendidikan, dan hiburan yang didesain khususnya untuk anak-anak, yang menurut juru bicara komune Mariela Castillo, “merupakan sumber nilai (values) dari sebuah visi dan kehidupan baru.”

Permulaan

Sebelum komunitas ini melakukan perbaikan terhadap lingkungannya, daerah tersebut dikuasai oleh pengedar narkoba dan para pelaku kriminal yang praktis tidak bisa melakukan apa-apa terhadap komunitas tersebut. Namun kondisi ini perlahan-lahan mulai berubah setelah pada tahun 2007 didirikan sebuah komunitas yang didaftarkan sebagai Dewan Komunal Antonio Jose de Sucre, yang juga merupakan bentuk baru partisipasi anggota masyarakat di lingkungan tersebut.

Dewan Komunal ini pada awalnya mendapatkan hibah sebesar 2 juta BsF (sekitar 400,000 US$) dari program yang bertajuk Rencana Transformasi Komprehensif Habitat pada tahun 2009. Hibah ini kemudian digunakan untuk memperbaiki 120 unit rumah, yang menurut Castillo: “begitu banyak keluarga yang menggunakan satu kamar untuk semua anggota keluarganya. Namun sekarang tiap anggota keluarga bisa menikmati kondisi hidup yang jauh lebih baik.”

Salah satunya adalah keluarga Judith Farray. Dia bercerita tentang kondisi kehidupannya kini dari dapurnya yang baru saja diperbaiki. 17 tahun yang lalu, dia pindah dan mendirikan sebuah rumah beratap yang berdinding terbuat dari seng. Namun kini rumah yang ditempatinya bersama 9 anggota keluarganya tidak nampak seperti dulu lagi.

“Saya bekerja begitu lama untuk komunitas ini namun tidak pernah mendapatkan apa-apa, bahkan untuk sebuah batu bata, sama sekali tidak pernah. Bukan untuk saya dan bukan untuk siapa-siapa. Namun setelah terlibat dalam dewan komunal, saya kembali didekati oleh mereka yang sebelumnya mengurus komunitas ini dan saya berkata kepada mereka: bekerja bersama anda selama 30 tahun sangat sia-sia, tak satu pun yang dilakukan. Tapi sekarang dengan pemerintahan ini saya akhirnya bisa melakukan sesuatu untuk keluarga dan komunitas saya. Kami telah mendirikan dinding saran (semacam papan saran), tangga, dan pasar. Apa yang belum kami capai?”

Pengalaman Judith juga dibenarkan oleh Fatima Tous Arteaga, yang mengkoordinasi Wadah Perjuangan Komune. Dia menyoroti beberapa capaian-capaian pembangunan lainnya seperti Pusat Perawatan Gigi dan Ruang Komputer dengan teknologi maju.

Kerja-kerja komunitas terus berlanjut dalam merespon berbagai persoalan yang dihadapi komunitas dan selanjutnya melibatkan semakin banyak rukun tetangga . Saat proses legalisasi dewan komunal tealh selesai pada tahun 2010, dewan ini bergabung dengan 6 dewan komunal lainnya dan komune yang dihasilkan kemudian dibagi kedalam 7 komite kesehatan, 6 komite lahan perkotaan, 7 komite perumahan, 1 jaringan kerja penyewa, 7 komite olah raga, 1 komite transportasi, 1 komite pelajar, 1 komite telekomunikasi dan 1 komite energi. Tiap komite memiliki juru bicara yang diberi pelatihan oleh Sekolah Penguatan Kekuasaan Rakyat.

Memukul Inflasi

“Pada tahun 2009, kami menerima BsF 400,000 untuk membeli sebuah Rumah Perawatan Harian bagi anak yang berumur 0-12 tahun, sebuah klub lansia, dan sebuah toko roti. Surplus dari dana tersebut digunakan untuk proyek yang diusulkan oleh dewan-dewan komunal lainnya. Ini dilakukan

setelah melalui proses pengambilan suara oleh majelis,” ungkap Mariela Castillo.

Surplus dana tersebut diperuntukkan untuk tujuan yang berbeda-beda, seperti: pengecetan rumah, penyediaan dana sosial dan pelaksanaan aktivitas outdoor oleh Semilleros de la Patria (sebuah program untuk pengembangan “nilai” yang diikuti oleh 200 anak-anak). “Masih tersisa surplus sekitar BsF 100,000 yang akan digunakan perbaikan rumah-rumah,” lanjut Castello.

Proyek-pryek tersebut juga sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi 87 orang (laki-laki dan perempuan) yang sebelumnya mendapatkan pelatihan berbagai macam keterampilan seperti konstruksi dan pemasangan pipa di INCE (Institut Nasional Pelatihan dan Pendidikan Sosialis).

Seperti Sebuah Keluarga

Setelah hujan lebat yang mendera Venezuela pada selama beberapa bulan pada akhir tahun 2010, semakin terlihat jelas bahwa kualitas kemanusiaan ikut berkembang seiring perkembangan Komune Antonio Jose de Sucre.

Mariela Castilo menyatakan bahwa anggota dewan komunal memberikan bantuan selama 8 hari pertama saat kondisi darurat hingga larut malam. Mereka mengambil bagian secara aktif dalam upaya penyelamatan, evakuasi, dan pertolongan pertama bagi para korban yang kehilangan rumah.

Kemudian, dewan juga memberikan perhatian bagi pemukiman “William Lara”, sebuah pemukiman yang juga sering disebut El Fortin. Dewan juga menjadikan Rumah Perawatan Harian untuk anak-anak sebagai tempat pemukiman sementara bagi anak-anak yang menjadi korban banjir. Namun yang juga tidak kalah pentingnya adalah sambutan hangat yang diberikan dan harapan yang terus disuntikkan kepada para keluarga korban.

Di pemukiman inilah Cintia Lara melahirkan anak pertamanya setelah kehilangan rumah yang ia tempati bersama 15 anggota keluarganya. Namun bagi Cintia, ia tidak kehilangan segalanya. Karena ia memiliki lingkungan yang terus memberikan bantuan dan perhatian, layaknya sebuah keluarga besar.

Diterjemahkan dari artikel http://venezuelanalysis.com/analysis/6113 (Penerjemah:Zulkhair Burhan)

Venezuela Rayakan 12 Tahun Revolusi Bolivarian

Oleh Nophee Yohana

Selama seminggu terakhir, organisasi-organisasi sosial, para pemimpin politik, dan individu-individu di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan di beberapa belahan bumi barat mengadakan acara untuk merayakan ulang tahun Revolusi Bolivarian Venezuela, yang mana, penetapan tahun ulang tahunnya dimulai dengan sejak sumpah jabatan pertama Hugo Chavez sebagai presiden pada tahun 1999. Continue reading “Venezuela Rayakan 12 Tahun Revolusi Bolivarian”

Bedah Film “No Volveran”, Diskusi Venezuela dan Tunisia di Jombang

Oleh HOV Indonesia


Pada hari Minggu, 30 Januari 2011, Hands Off Venezuela (HOV) Indonesia bekerjasama dengan Serikat Buruh Plywood Jombang (SBPJ) mengadakan diskusi progresif mengenai perkembangan revolusi sosialis di Venezuela dan revolusi di Tunisia yang sedang terjadi hari ini. Acara tersebut bertempat di sekretariat Forum Pemuda Mambang (FPM) Jombang dengan dihadiri oleh seluruh pengurus SBPJ. Dalam acara ini, hadir sebagai narasumber, Nophee Yohana (Koodinator HOV Indonesia), Jesus SA (Militan Indonesia), dan Agus Mulya Abadi (SBPJ). Continue reading “Bedah Film “No Volveran”, Diskusi Venezuela dan Tunisia di Jombang”

Venezuela Menjadi Episentrum Perubahan Di Amerika Latin

(Disadur dari berdikarionline)

Venezuela sedang memainkan peranan menentukan dalam konteks Amerika Latin baru, dengan bertindak sebagai pusat dari perubahan di benua itu, demikian dikatakan Aristobulo Isturiz, wakil presiden pertama Majelis Nasional.

“Korelasi kekuatan di benua ini sudah tidak sama dengan sebelumnya, “ kata Aristobulo Isturiz kepada Prensa Latina hanya beberapa saat setelah pengambilan sumpah parlemen, di gedung legislatif federal.

“Pemerintahan di Ekuador, Bolivia, dan Argentina, sekedar menyebut beberapa nama, adalah buah dari kemauan politik para pemimpinnya dan gerakan sosial,” katanya.

Di tengah-tengah langskap politik perubahan di Amerika latin, dua visi politik saling berhada-hadapan. Satu menghendaki mengaktifkan kembali doktrin Monroe dan menjadikan Amerika Latin sebagai halaman belakang imperialisme baru, sementara yang lainnya sedang melakukan perubahan untuk emansipasi rakyat.

“Ini dalam konteks Amerika Latin sudah diatur,” kata Aristobulo Isturiz.

Di tengah proses perubahan di Amerika Latin,” apakah kembali kepada kolonialisme, kontrol, dan ketergantungan, ataukah memajukan kedaulatan rakyat kita,” katanya.

Dari Rio Grande hingga ke Patagonia, proses penyatuan harus didasarkan kepada solidaritas, persaudaraan, dan kerjasama, yang merupakan model yang didorong oleh Presiden Hugo Chavez.

Revolusi Venezuela Maju dengan Hak Dekrit

Oleh Ted Sprague

Pada tanggal 19 Desember, rakyat miskin Venezuela mendapatkan hadiah natal mereka agak awal, yakni dengan diratifikasinya Hak Dekrit untuk Presiden Chavez. Bencana musibah yang disebabkan oleh hujan badai telah menghancurkan rumah-rumah lebih dari 100 ribu rakyat. Hak Dekrit ini akan memberikan kuasa kepada Chavez untuk memerintah dengan dekrit untuk jangka waktu 18 bulan.

Hak dekrit ini disambut dengan sorak sorai oleh rakyat pekerja Venezuela bukan hanya karena ini adalah kebijakan untuk menghadapi masalah bencana, namun seperti yang dikatakan oleh Chavez, hak dekrit ini akan digunakan olehnya untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang lebih tegas untuk majunya revolusi.

Front Petani Ezeguiel Zamora telah mengeluarkan pernyataan dukungan terhadap hak dekrit ini, dan menuntut Presiden Chavez untuk memperdalam Reforma Agraria yang sampai sekarang baru mendistribusikan 3 juta hektar tanah kepada petani miskin. Baru-baru ini Chavez memutuskan untuk mengambil tindakan keras terhadap 47 latifundia (tuan tanah besar) di Venezuela guna mengikis ketergantungan Venezuela pada impor bahan makanan.

Sebaliknya, kaum kapitalis dan tuan tanah Venezuela bereaksi keras menentang kebijakan hak dekrit ini dan ekspropriasi tanah yang diperintahkan oleh Chavez. Histeria besar diciptakan di media swasta mengenai kediktaturan Chavez dan bagaimana Chavez adalah seperti Hitler dan Mussolini. Sungguh mengherankan bagaimana media swasta ini dapat mengeluh mengenai kebebasan pers di Venezuela ketika mereka bisa bebas mengkritik dan menghujat kepala negara. Kalau ada koran di Indonesia yang menghujat SBY dan membandingkan dia dengan Hitler dan Mussolini, koran tersebut pasti sudah dibredel.

Selain penguasa lokal, imperialis Amerika juga sangat kawatir. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Philip Crowley mengatakan bahwa pemerintah AS merasa “kawatir” akan Hak Dekrit ini. Sementara media-media internasional melaporkan bahwa “para bankir dan pemilik properti mempersiapkan diri mereka untuk gelombang nasionalisasi yang baru.”

Pihak oposisi telah menyerukan sebuah demonstrasi pada tanggal 23 Januari untuk “mempertahankan hak kepemilikan pribadi”. Sungguh satu lelucon ketika justru para bankir dan kapitalislah dengan krisis yang baru-baru ini telah menghancurkan properti ratusan juta rakyat pekerja, yang kehilangan pensiun mereka, rumah mereka, simpanan mereka, dan pekerjaan mereka karena permainan kasino di bursa-bursa saham dunia. Satu-satunya kelas yang bisa mempertahankan hak kepemilikan pribadi adalah kelas yang menciptakan properti dengan keringat mereka, yakni kelas pekerja dan tani.

Parlemen Nasional Venezuela akan bersidang kembali mulai 5 Januari dan ini akan digunakan oleh pihak oposisi sebagai medan tempur untuk menghentikan laju revolusi, selain menggunakan cara-cara ekstra-parlementer yang “legal” maupun “ilegal”. Dengan “kepemilikan pribadi” mereka atas koran, radio, tv, mereka akan menebarkan fitnah dan hujatan, dan memobilisasi kekuatan mereka. Dengan “kepemilikan pribadi” mereka atas tanah-tanah pertanian, perusahaan distribusi makanan, dan pabrik-pabrik lainnya, mereka akan menerapkan kebebasan mereka untuk mensabotase ekonomi Venezuela.

Kekuatan Revolusi Bolivarian juga harus memobilisasi kekuatan mereka, bukan hanya dalam ranah parlementer, tetapi terutama dalam ranah ekstra-parlementer karena disinilah kekuatan sejati rakyat pekerja Venezuela. Kepemilikan pribadi kaum kapitalis tidak ada artinya tanpa tangan-tangan kaum buruh yang menggerakan mesin. Okupasi pabrik dan tempat-tempat kerja dan pelaksanaan kontrol buruh harus digencarkan untuk menghentikan usaha-usaha kontra-revolusioner dari pihak oposisi.

Kaum revolusioner tentu menyambut dengan gegap gempita hak dekrit ini. Namun kita tidak boleh punya ilusi. Tahun 2007 juga dibuka dengan diberikannya hak dekrit pada presiden Chavez, namun kebijakan-kebijakan yang diambil kuranglah tegas dan juga disabotase oleh kaum birokrat di dalam pemerintah. Akibatnya jelas, rakyat merasa letih karena belum ada perubahan fundamental di dalam kehidupan mereka dan ini menyebabkan kekalahan referendum untuk reforma konstitusi pada tahun yang sama.

Presiden Chavez telah merespon tekanan dari buruh dan tani untuk memperdalam revolusi. Langkah selanjutnya adalah menggunakan hak dekrit ini untuk memenuhi program-program sosialis yang akan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi rakyat: inflasi, pengangguran, kelangkaan bahan makanan, dsb. Tahun 2011 ini sungguh akan dipenuhi pertentangan yang tajam, bukan hanya di Venezuela tetapi juga di seluruh dunia.

Presiden Chaves: Tidak Ada dan Tak Seorang Pun Yang Boleh Menghentikan Revolusi Bolivarian

Ditulis oleh Prensa Latina (Disadur dari berdikarionline.com)
CARACAS: Presiden Venezuela, Hugo Chavez, menegaskan bahwa tidak ada hal atau tak seorang pun yang dapat menghentikan revolusi Bolivarian, sebuah proses perubahan yang diawali sejak satu dekade yang lalu.

Chavez menyerukan untuk memperdalam revolusi dan transpormasi yang sudah berlangsung sejak tahun 1999, dan menambahkan lebih rinci mengenai perencanaan dan penelitian ilmiah. Kami harus menciptakan situasi untuk memperluas sosialisme, dan menggantikan kapitalisme dengan model baru, katanya menegaskan.

Dalam pertemuan kemarin dengan wakil-wakil terpilih dari Partai Persatuan Sosialis Venezuela (PSUV), Chavez mendesak organisasinya untuk bekerja tanpa lelah untuk pemilu Presiden pada tahun 2012. Mengacu pada komposisi baru dalam parlemen Venezuela, yang akan mulai berkantor pada Januari 2011, ia mengatakan bahwa ini akan membuat Undang-Undang lebih revolusioner dari majelis nasional saat ini. Dia menegaskan bahwa sampai sekarang ini proses legislatif akan melanjutkan membuat UU sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dalam pidatonya yang disiarkan langsung stasiun TV, ia menyerukan untuk merefleksikan kembali hasil pemilihan 26 September, dimana kaum sosialis memenangkan 60% kursi parlemen. Longsoran ini, Chavez berkata, “bagaimanapun, kita akan mengkritik secara mendalam untuk meningkatkan dan memulihkan dimana kita kehilangan untuk menjadi bangun.” Dia menyerukan meningkatan kritik oto kritik dalam jajaran partai dengan meliputi tujuh juta anggota.

Usaha Melemahkan Revolusi

Menurut Gregory Wilpert, analis politik dari Venezuelananalysis.com, sejak pemilu parlemen 26 September lalu kaum oposisi kembali berusaha melemahkan pemerintahan Chavez, setelah sebelumnya pernah gagal; kudeta tahun 2002, sabotase minyak (2003), dan boikot pemilu (2005). Sejak itu, katanya, oposisi mulai mengintegrasikan dirinya kembali ke dalam politik Venezuela, yakni dengan berpartisipasi dalam pemilu Presiden (2006) pemilihan kepala daerah (2008), dan pemilu parlemen baru-baru ini. Selain itu, dengan membentuk persatuan seluruh oposisi di bawah payung aliansi kesatuan baru (MUD), oposisi semakin menyadari bahwa mereka harus bersatu untuk mengefektikan kekuatan dalam melawan Chavez, katanya dalam artikel di Venezuelananalysis.com.

Selain itu, sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan, bahwa oposisi sangat rajin menerima dukungan dana dari luar negeri, terutama lembaga yang berpusat di Washington, yang nilainya mencapai puluhan juta dollar per-tahun. Apalagi, seperti dikatakan Gregory Wilpert, di tengah revolusi Bolivarian seperti mengalami keausan, seperti program-program sosial yang buruk pelaksanaannya, persoalan akibat krisis ekonomi, dan kejahatan, semakin memudahkan oposisi untuk melancarkan serangan. Namun, di berbagai pedalaman Venezuela, rakyat masih memperlihatkan kesetiaannya kepada “commandante Chavez”, katanya. “Reformasi tanah, dewan komunal yang memberi banyak kekuatan kepada komunitas mereka, dan banyak program sosial yang sangat berharga bagi komunitas ini,” ujarnya. Gregory menjelaskan, Venezuela adalah negara yang sangat terpolarisasi secara politik, namun tidak dalam populasinya.
Menurut survey, lebih dari sepertiga penduduk yang merupakan pendukung mati-matian Chavez, sementara kurang dari seperpertiga yang menjadi penentang kerasnya. Dan diluar itu adalah bagian penduduk yang diperebutkan Chavez dan oposisi untuk meraih kemenangan. Salah satu partai yang berusaha mengambil keuntungan dari segmen penduduk itu, dengan tidak mendukung Chavez ataupun oposisi, adalah partai PPT (tanah air untuk semua), yang sekian lama menjadi pendukung Chavez, memisahkan diri dari koalisi pro-Chavez pada awal tahun ini dan berusaha, dengan bantuan gubernur sangat populer dari negara bagian Lara, Henri falcon, membentuk segitiga kekuatan berlaku di negeri itu.

Prospek Sosialisme Abad 21

Meskipun hasil perolehan suara relatif sama di kedua sisi, namun oposisi mengklaim bahwa ini merupakan awal untuk mengakhiri Chavez. Pernyataan itu, menuru Gregory Wilpert, tampak masuk akal jika menganggap bahwa Chavez sudah menikmati puncak popularitasnya pada tahun 2006, setelah terpilih kembali sebagai Presiden dengan suara 63%.

Program utama Chavez untuk jangka waktu sampai pemilu berikutnya, adalah melanjutkan upaya membangung “sosialisme abad-21” di Venezuela. Terkait hal ini, Wilpert mengatakan, “tepatnya pengertian ini memang belum jelas, tetapi ada sejumlah indikasi.” Untuk menuju agenda puncak itu, ada program hukum baru di bidang perburuhan, yang tidak hanya akan mendemokratiskan perusahaan negara, tetapi juga perusahaan swasta, melalui dewan-dewan pekerja. Juga memperkuat peran dewan komunal harus diperkuat, khususnya di wilayah kota dan seluruh negeri. Negara juga harus membuat perencanaan ekonomi untuk memperluas industry dan mendukung industry swasta strategis, sehingga negara tidak begitu bergantung kepada minyak.

Banyak pihak di Venezuela, baik dari kalangan oposisi maupun dari sayap moderat di PSUV, berusaha menyakinkan Chavez bahwa alasan kerugian ini adalah karena pendekatan yang terlalu radikal, sehingga direkomendasikan untuk “diperlambat” atau dimoderatkan. Gregory wilpert juga menggaris bawahi sejumlah permasalahan mendasar, seperti pengangguran, ketidakamanan, dan pelayanan pemerintah terhadap orang miskin. Dia menyakinkan bahwa masih banyak orang Venezuela, khususnya kaum miskin, yang bereaksi positif terhadap program Chavez untuk memperdalam demokratisasi ekonomi, media, dan politik, dan ini menjadi alasan untuk melanjutkan mendukung Chavez karena program ini. “Jika Chaves dan pendukungnya bisa tegas menyelesaikan permasalahan mendasar dan program strategis, maka Chavez akan mendapat kesempatan yang sangat baik untuk dipilih kembali pada tahun 2012 dan sekaligus membalikkan oposisi,” usulnya.

Pemilu 26 September di Venezuela: Revolusi di Persimpangan

Ditulis oleh Ted Sprague

Sungguh satu pengecilan bila kita mengatakan bahwa Pemilu mendatang di Venezuela merupakan persimpangan bagi Revolusi Bolivarian yang telah berlangsung 11 tahun ini. Mungkin akan lebih tepat kalau kita mengatakan bahwa nasib Revolusi Venezuela ada di ujung tanduk. Bahaya kekalahan di dalam pemilu ini sungguh nyata, dan akibatnya akan sangat menentukan kemana arah Revolusi ini bergerak selanjutnya. Continue reading “Pemilu 26 September di Venezuela: Revolusi di Persimpangan”

Chávez di Kopenhagen: Kita Membutuhkan sebuah Revolusi Dunia

Ditulis oleh Hands Off Venezuela Denmark

Dalam sebuah rapat umum yang diorganisir oleh beragam serikat buruh, organisasi politik, dan kampanye solidaritas (termasuk Hands Off Venezuela), lebih dari 3000 orang di Kopenhagen mendengarkan Presiden Hugo Chávez dengan tepat menggarisbawahi bahwa sebuah revolusi sosialis adalah solusi satu-satunya bagi persoalan-persoalan umat manusia.

Chávez menekankan perlunya sebuah revolusi sedunia dan mengulangi usulannya tentang Internasionale Kelima untuk menjadi instrumen tujuan ini. Ia mengatakan bahwa Karl Marx telah memulai Internasionale Pertama, Engels dan Rosa Luxemburg berpartisipasi dalam Internasionale Kedua, Lenin mengambil inisiatif untuk Internasionale Ketiga, dan Trotsky mendirikan Internasionale Keempat. Tak satu pun dari organisasi-organisasi ini ada sekarang ini, tapi Chávez berkata bahwa sebuah Internasionale Kelima akan menolong proses revolusi di seluruh dunia.

Dalam rapat umum tersebut, Presiden Evo Morales dari Bolivia juga menyampaikan pidato yang mengutuk kapitalisme. Para pembicara lain meliputi wakil presiden Kuba, Estaban Lazo, dan menteri luar negeri Nicaragua, Samuel Santos.

Chávez mengawali pidatonya dengan mengutuk represi di jalan-jalan Kopenhagen selama KTT Iklim PBB. Menyebutkan KTT Iklim, ia berkata, “Beberapa pihak tidak ingin mendiskusikan sebab-musabab perubahan iklim. Saya akan memberitahu Anda apa sebab-musababnya: kapitalisme. Kapitalisme adalah musuh terburuk – bagi kehidupan dan bagi iklim.”

Sebuah delegasi dari Hands Off Venezuela menemui Chávez tak lama sebelum pidatonya dan menyerahkan kepada sang presiden dua surat dari para pekerja di pabrik-pabrik Gotcha dan Vivex di Venezuela. Kami mengungkapkan solidaritas dengan sang presiden dan gagasan tentang sebuah Internasionale Kelima.

Dalam pidatonya, Chávez menggaribawahi pokok-pikiran bahwa revolusi Venezuela hanyalah awal dari revolusi dunia, dan bahwa revolusi Venezuela masih belum selesai; tugas membangun sosialisme di Venezuela masih di ada depan. Ia mengatakan bahwa ia yakin bahwa peristiwa-peristiwa revolusioner di Venezuela dan negeri-negeri Amerika Latin lainnya akan berulang di negeri-negeri Utara – di Erupa dan A

Para pemirsa – aktivis-aktivis sayap kiri, kaum muda, dan kaum serikat buruh – menginterupsi pidato beberapa kali dengan tepuk tangan meriah dan nyanyian seperti “el pueblo unido, jamás será vencido” [Rakyat bersatu, tidak akan terkalahkan]. Tepuk tangan yang paling meriah terjadi ketika Chávez berbicara tentang Fidel Castro dan perjuangan melawan imperialisme AS, dan tentang sosialisme sebagai satu-satunya jalan untuk mengakhiri kesengsaraan global dan memastikan suatu masa depan bagi umat manusia.

Dalam pidatonya, Chávez berterimakasih kepada Hands off Venezuela dan kelompok-kelompok lainnya karena telah menyelenggarakan rapat umum ini. Ia menekankan fakta bahwa semua perubahan datang dari bawah – dari organisasi dan pendidikan politik massa.

Para aktivis dari Hands off Venezuela berintervensi dalam rapat tersebut dengan sebuah stan, yang menjual kaos, buku-buku, dan bahan-bahan lainnya, dan membagi-bagikan selebaran.

Diterjemahkan oleh Pandu Jakasurya dari “Chavez in Copenhagen: We need a world revolution”, 18 Desember 2009, Hands Off Venezuela Denmark. Sumber tulisan: http://militanindonesia.org/internasional/eropa/8038-chavez-kopenhagen.html

Kongres Luar Biasa Pertama PSUV – Chavez Menyerukan Pembentukan Internasionale Kelima

Ditulis oleh : Alan Woods

Kongres Luar Biasa Pertama PSUV_300x225Pada hari Sabtu 21 November, Kongres Luar Biasa Pertama Partai Persatuan Sosialis Venezuela (PSUV) dimulai dengan dihadiri oleh 772 delegasi yang berbaju merah. Mayoritas adalah buruh, tani, dan kaum muda, yang dipilih oleh sekitar 2,5 juta anggota (total anggota terdaftar adalah 7 juta!). Atmosfer di dalam kongres ini dipenuhi dengan antusiasme dan harapan.

Setelah sesi awal menyanyikan lagu-lagu revolusioner dan beberapa pidato pembukaan dari tamu-tamu terhormat dari Nikaragua dan El Salvador, Hugo Chavez membuka kongres ini dengan 5 jam pidato yang selesai sedikit setelah tengah malam.

Hal utama dari pidatonya adalah perlunya pembentukan sebuah Internasionale baru yang revolusioner, yang dia sebut sebagai Internasionale Kelima. Chavez menunjukkan bahwa Marx telah membentuk Internasionale Pertama, Engels berpartisipasi dalam pembentukan Internasionale Kedua, Lenin membentuk Internasionale Ketiga dan Leon Trotsky yang Keempat, tetapi karena alasan-alasan yang berbeda Internasionale-Internasionale tersebut tidak lagi eksis hari ini.

Chavez mengatakan bahwa semua Internasionale tersebut berasal dari Eropa, ini merefleksikan perjuangan kelas di Eropa pada saat itu, tetapi sekarang pusat dari revolusi dunia ada di Amerika Latin, dan terutama di Venezuela. Dia merujuk pada kehadiran 55 partai Kiri dari 39 negara yang hadir di Kongres ini, yang telah menandatangani sebuah dokumen berjudul Perjanjian Caracas (El Compromiso de Caracas), yang berdasarkan gagasan perjuangan sedunia melawan imperialisme dan kapitalisme, untuk sosialisme.

Dia menekankan gagasan ini berulang kali di dalam pidatonya, yang juga mengandung banyak ide radikal, serangan-serangan terhadap kapitalisme, yang dia katakan sebagai ancaman terhadap masa depan umat manusia. Merujuk pada krisis kapitalis dunia, dia mengutuk usaha-usaha pemerintahan Barat untuk menyelamatkan sistem kapitalisme dengan bail-out pemerintah yang besar. Tugas kita, katanya, bukanlah untuk menyelamatkan kapitalisme tetapi menghancurkannya.

Berbicara mengenai situasi di Venezuela, dia mengatakan bahwa mereka belumlah berhasil menghapus kapitalisme tetapi sedang bergerak ke arah itu. Pengumumannya bahwa mereka akan mengambil alih tujuh bank disambut dengan tepuktangan yang antusias. Dia mengutuk kaum oligarki Venezuela sebagai Kolom Kelima, yang telah menjual diri mereka ke imperialisme.

Chavez berkata bahwa Negara di Venezuela masihlah sebuah Negara Kapitalis, dan ini adalah masalah utama dari revolusi. Melambaikan buku Negara dan Revolusinya Lenin (yang dia anjurkan ke semua delegasi untuk membacanya), dia mengatakan bahwa dia setuju dengan pandangan Lenin bahwa Negara borjuis harus dihancurkan dan digantikan dengan sebuah negara revolusioner, dan tugas ini masih harus dilaksanakan.

Berbicara mengenai masalah birokrasi, dia memperingatkan bahwa dia tahu bahwa beberapa delegasi yang hadir hari ini telah terpilih dengan cara yang tidak jujur dan bahwa beberapa orang hanya tertarik untuk terpilih ke parlemen atau sebagai bupati atau gubernur, ini tidak dapat diterima katanya.

Mengenai konflik baru-baru ini dengan Kolombia, dia mengulang tuntutan dia untuk membentuk milisi rakyat, dan bahwa setiap buruh, petani, pelajar, pria dan wanita, harus menerima pelatihan militer, dan bahwa ini tidak boleh hanya di atas kertas tetapi harus dipraktekkan.

“Saya menaruh arti penting untuk kongres ini,” kata Chavez, “dan bermaksud untuk mengambil sebuah peran aktif di dalamnya.” Dia menekankan bahwa kongres ini jangan hanya selesai esok hari (Minggu) tetapi harus berlanjut untuk bertemu secara berkala dalam bulan-bulan ke depan, guna mendiskusikan semua masalah secara menyeluruh. Dia menekankan bahwa diskusi-diskusi haruslah demokratis, dengan menerima pendapat-pendapat yang berbeda dan bahwa delegasi-delegasi harus melaporkan hasil kongres ke semua anggota dan mendiskusikannya dengan mereka semua proposal dan dokumen.

Presiden Chavez menekankan bahwa tahun depan akan sulit. Pihak oposisi akan melakukan apapun untuk memenangkan pemilu Majelis Nasional pada bulan September 2010. “Setelah itu mereka akan menyerang saya,” katanya. Lalu seorang delegasi menyahut: “Mereka akan menyerang kita semua!”

Semua ini menyoroti masalah utama dari Revolusi Venezuela. Setelah 11 tahun ada tanda-tanda bahwa rakyat semakin menjadi tidak sabar dan frustasi dengan lambatnya revolusi. Krisis kapitalisme telah mempengaruhi situasi di Venezuela, dan banyak yang merasa jijik dengan birokrasi dan korupsi yang mereka lihat dimana-mana, termasuk di dalam Gerakan Bolivarian itu sendiri.

Frustasi ini kadang-kadang mengekspresikan dirinya dalam pemogokan-pemogokan. Presiden Chavez menunjukkan kefrustasian dia pada beberapa pemogokan, namun dia menyerukan sebuah dialog dengan para buruh. Tetapi di belakang ini ada sebuah perasaan umum bahwa mereka-mereka yang ada di kepemimpinan revolusi tidaklah memiliki hubungan dengan rakyat dan tidak mendengarkan rakyat atau mengerti masalah mereka.

Di pidatonya, Chavez juga menekankan perlunya mengembalikan tradisi serikat buruh revolusioner, karena kelas pekerja harus memainkan peran kepemimpinan di dalam revolusi. “Kesadaran kelas pekerja adalah kunci untuk membangun sosialisme,” katanya, menambahkan bahwa sebuah aliansi yang rapat antara partai dan buruh harus dibentuk.

Jelas bahwa Chavez mencoba untuk menggunakan kongres ini untuk meniupkan sebuah semangat baru ke dalam revolusi. Marilah kita berharap bahwa ini akan menjadi sebuah titik awal untuk sebuah gerakan maju yang baru dari Revolusi Bolivarian, yang hanya akan berhasil dengan bergerak menyerang, pecah dari kapitalisme secara radikal, menghantarkan pukulan melawan kaum oligarki reaksioner dan membentuk sebuah negara buruh yang sejati sebagai kondisi utama untuk maju menuju sosialisme dan menghantarkan sebuah gelombang revolusioner ke seluruh benua Amerika dan dunia.

Caracas, 21 November

Diterjemahkan oleh Ted Sprague dari “First Extraordinary Congress of the PSUV – Chavez calls for the Fifth International”, Alan Woods, 21 November 2009. Sumber tulisan : http://militanindonesia.org/internasional/amerika-latin/8028-kongres-luarbiasa-psuv.html

Venezuela: Satu tahun setelah nasionalisasi SIDOR–Perjuangan untuk kontrol buruh berlanjut

Ditulis oleh Patrick Larsen

Selasa, 23 Juni 2009

Satu tahun yang lalu Pabrik SIDOR dinasionalisasi. Sejak saat itu telah  terjadi pertarungan berkelanjutan antara para pekerja yang ingin mengimplementasikan kontrol buruh yang sejati dan elemen-elemen yang sedang melakukan segala cara yang memungkinkan untuk menggagalkan pembentukan  “perusahaan sosialis” ini. Ini merupakan bagian dari perjuangan umum antara revolusi dan reformisme dalam gerakan buruh Venezuela.

sidor_demo2_300x225Lebih dari satu tahun telah berlalu sejak wakil presiden Venezuela Ramón Carrizales mengumumkan keputusan Chavez untuk menasionalisasi SIDOR, sebuah pabrik baja raksasa yang berlokasi di dekat Ciudad Guayana di bagian timur Venezuela, yang mempekerjakan sekitar 15.000 pekerja. Keputusan untuk menasionalisasi SIDOR yang diproklamirkan pada tanggal 8 April tahun lalu merupakan sebuah kemenangan bersejarah bagi para pekerja di pabrik tersebut.

Pabrik SIDOR dibangun pada tahun 1958 dan menjadi perusahaan milik negara hingga tahun 1997, ketika mantan Presiden Rafael Caldera memutuskan untuk memprivatisasinya. Privatisasi pabrik SIDOR ini dilakukan oleh Teodoro Petkoff, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja. Sekarang Petkoff terkenal karena sikap oposisi kerasnya terhadap Chavez, dan dia adalah editor koran sayap kanan Tal Cual. Pada tahun 1997, pada saat privatisasi SIDOR, Petkoff menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan milik negara sangatlah “tidak efisien” dan lebih baik diserahkan secara gratis daripada mempertahankannya sebagai milik negara!

Privatisasi memiliki dampak yang sangat buruk bagi para pekerja. Segera sesudah perusahaan multinasional Argentina, Techint, menguasai SIDOR, mereka mulai menyerang kondisi kerja para buruh. Dari sekitar 18.000 pekerja kontrak pada 1997, angka tersebut berkurang menjadi 4.500, dan mereka mempekerjakan buruh sub-kontrak dengan jumlah yang besar. Tentu ini mempengaruhi kehidupan ribuan keluarga kelas pekerja dimana pendapatan utama mereka menurun atau mereka dipecat.

SIDOR merupakan salah satu benteng tradisional dari gerakan buruh Venezuela dan telah melalui berbagai macam perjuangan buruh yang historis, protes-protes, dan pemogokan-pemogokan. Dari tahun 1997 hingga 2008, para pekerja hidup melewati apa yang mereka gambarkan sebagai “mimpi buruk”, dimana sebuah perusahaan kapitalis multinasional mencoba memeras laba maksimum dari para pekerja.

sidor_respressionTidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa nasionalisasi terjadi hanya karena perjuangan heroik dan kebulatan tekad dari para pekerja SIDOR yang terus berjuang meskipun ada boikot dari semua media, ada perlawanan keras dari José Ramon Rivero (yang saat itu menjabat Menteri Tenaga Kerja hingga akhir April 2008), ada sabotase dari banyak birokrat dalam aparatus negara dan juga pengkhianatan dari beberapa pemimpin serikat buruh SIDOR, Sutiss. Gerakan dari para buruh mendobrak semua hambatan tersebut, termasuk represi dari Tentara Nasional yang membubarkan dengan paksa demonstrasi buruh SIDOR pada saat itu dan melukai serta menangkap beberapa pekerja.

Berkat kebulatan tekad dan semangat baja dari para pekerja, gol strategis yang pertama telah tercapai: bahwa SIDOR, sekali lagi, menjadi milik negara. Hal ini menunjukkan bagaimana perjuangan kaum pekerja dapat menunjukkan jalan ke sosialisme dan bahkan mendorong Chavez untuk mengambil tindakan tegas melawan kapitalisme. Ini merupakan sebuah contoh yang harus ditiru dan mengandung pelajaran yang sangat berarti bagi seluruh kelas pekerja Venezuela.

Buruh tetap berjuang

Meskipun nasionalisasi merupakan sebuah langkah yang sangat besar, dengan sendirinya ini tidak memecahkan berbagai masalah di SIDOR. Satu tahun setelah nasionalisasi kita melihat banyak problem-problem akut yang masih belum terselesaikan. Ini menyangkut persoalan seperti situasi ribuan buruh sub-kontrak, kondisi kesehatan dan keselamatan di pabrik (ada banyak kecelakaan yang mengakibatkan kematian pekerja akhir-akhir ini) dan berbagai kasus mismanajemen dan bahkan korupsi.

venezuela-marxists-intervene-at-gates-of-sidor-1Nasionalisasi telah menempatkan para pekerja di posisi yang lebih baik untuk memecahkan berbagai masalah, tetapi para pekerja belum memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dan mereka tidak akan bisa menyelesaikannya hanya melalui nasionalisasi. Satu tahun setelah nasionalisasi kita melihat bahwa para pekerja SIDOR sedang berjuang untuk memanfaatkan peluang-peluang organisasi politik dari nasionalisasi dan sedang berjuang untuk mengimplementasikan kontrol buruh.

Beberapa orang yang skeptis mengklaim bahwa mustahil untuk membangun sebuah perusahaan sosialis di SIDOR karena “rendahnya tingkat kesadaran para pekerja”. Tetapi jika kita melihat sejenak pada kejadian-kejadian baru-baru ini, kita tahu bahwa ini merupakan pandangan yang sepenuhnya keliru.

Sebagaimana telah disebutkan, gerakan para buruh yang sangat luar biasa-lah yang mendorong nasionalisasi SIDOR. Terlebih lagi, segera setelah nasionalisasi, para pekerja-lah yang menjaga berbagai instalasi dan mencegah perusahaan multinasional Techint mencuri mesin-mesin, komputer-komputer dan dokumen-dokumen milik perusahaan untuk mensabotase nasionalisasi. Dengan insting kelas dan sikap revolusioner yang jelas, para pekerja meminta pemerintah untuk segera mengirim sebuah komisi ke perusahaan untuk memulai proses penyerahan manajemen, dan sementara itu mereka akan menjaga mesin-mesin, bahan-bahan baku, dan informasi administratif yang diperlukan untuk jalannya perusahaan.

Contoh lain dari semangat baja para pekerja untuk tetap berjuang adalah dibukanya UBT (Universitas Buruh Bolivarian) untuk pertama kalinya di SIDOR pada bulan April 2009. Universitas ini, yang diorganisasi oleh FRTS (Front Revolusioner Buruh Besi), memberikan pendidikan gratis kepada kaum pekerja dan juga memberikan kelas-kelas politik serta ideologi. Lebih dari 1.300 pekerja terdaftar sebagai mahasiswa di UBT. Ini mencerminkan minat yang besar terhadap ide-ide sosialis dan juga hasrat dari para pekerja untuk memperoleh pengetahuan teknis untuk menjalankan pabrik.

Pemilihan manajer dan peran dewan buruh

Dari pengalaman di atas, kita harus menyebutkan satu pengalaman terbaru dari para pekerja di “Departamento de mantenimiento de Crudas”. Pada bulan Agustus tahun lalu para pekerja di departemen ini mengorganisasi sebuah oposisi terhadap penunjukan seorang individu, yang dari dulu sudah terkait erat dengan perusahaan multinasional Argentina, sebagai manajer dari departemen ini.

Para pekerja mengadakan suatu pertemuan umum dan memutuskan untuk menyelenggarakan pemilihan di kalangan pekerja untuk menempati posisi tersebut. Dalam keputusan ini mereka mendapatkan dukungan dari SUTISS, serikat buruh di SIDOR. Sementara individu yang terkait dengan Techint hanya menerima 30 suara, César Olarte, seorang Sosialis yang dikenal luas dan anggota dari FRTS, menang dengan lebih dari 80 suara. Pada akhirnya perusahaan menerima keputusan dari para pekerja. Proses yang sama juga terjadi di departemen-departemen lainnya. Pengalaman ini sangat penting karena ini menunjukkan cara untuk mengimplementasikan kontrol buruh secara nyata.

Dalam pidatonya kepada para pekerja Guayana pada tanggal 21 Maret (lihat Venezuela: Five iron and steel plants and the Carabobo Ceramics nationalised) Presiden Chavez menegaskan bahwa kaum pekerja harus memilih para manajer.  Kasus di atas membuktikan bahwa hal ini sangatlah mungkin. Pemilihan dari bawah terhadap keseluruhan manajer – dengan hak recall – pada kenyataannya merupakan cara terbaik untuk menjamin bahwa para manajer ini adalah kamerad-kamerad dengan sikap revolusioner sejati dan memiliki dedikasi yang teruji.

Seperti dalam kasus PDVSA pada saat lockout tahun 2002, semua kondisi ada untuk pengembangan kontrol buruh di SIDOR. Serikat buruh harus segera menyerukan pertemuan massa untuk memilih sebuah Komite Pabrik dengan memilih delegasi-deledasi dari tiap-tiap tempat kerja dan departemen dalam perusahaan tersebut, dan komite ini akan memantau dan mengawasi seluruh kegiatan perusahaan dan mengawasi para manajer serta para insinyur. Komite ini harus memasukkan para pekerja sub-kontrak dalam satu tubuh, sebagai langkah pertama menuju persatuan buruh SIDOR.

Pada saat yang sama, sangat penting sekali bagi para pekerja untuk memiliki pengetahuan tentang keuangan perusahaan. Pembukuan perusahaan harus dibuka untuk pemeriksaan dari perwakilan pekerja yang telah ditunjuk. Perencanaan produksi yang demokratik hanya mungkin jika pekerja mengetahui situasi ekonomi perusahaan. Dengan begitu, para pekerja dapat menyusun suatu rencana produksi yang akan menguntungkan kaum pekerja dan masyarakat Venezuela secara keseluruhan dan juga memutuskan secara demokratis mana bagian dari produksi yang harus diekspor dan mana bagian yang akan digunakan untuk pengembangan industri Venezuela.

Di dalam gerakan serikat buruh Venezuela ada perdebatan yang sedang terjadi mengenai hubungan antara dewan buruh dan serikat buruh. Dalam diskusi ini, satu sektor bersikeras mempertahankan serikat buruh sedangkan sektor yang lain mendukung dewan buruh. Akan tetapi, dewan buruh bukanlah sebuah organ yang berlawanan dengan serikat buruh. Serikat buruh masih memiliki sebuah peran umum sebagai platform sentral dari perjuangan untuk tuntutan-tuntutan buruh dan kepentingan-kepentingan dasar kelas buruh.

Sebuah gagasan yang mengatakan bahwa dewan buruh harus menjadi kompetitor dan lawan bagi serikat buruh merupakan gagasan yang reaksioner. Ini adalah gagasan yang terutama sekali dikedepankan oleh sebuah kelompok di dalam gerakan buruh yang berada di sekitar Jose Ramon Rivero, mantan menteri tenaga kerja. Tetapi daripada mempertentangkan dewan buruh dengan serikat buruh, apa yang benar-benar diperlukan adalah sebuah kampanye yang penuh energi untuk mendorong kontrol buruh, dengan menjelaskan bahwa kontrol buruh adalah satu-satunya cara untuk memecahkan masalah-masalah di pabrik; tenaga kerja sub-kontrak, kecelakaan kerja dan tuntutan-tuntutan harian lainnya. Kampanye yang seperti itu harus diarahkan ke anggota-anggota serikat buruh SUTISS dan para buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan sub-kontrak untuk meyakinkan mereka tentang perlunya langkah ini dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan dalam hal ini.

Sabotase terencana

presidencia_de_la_republica_del_ecuador-sidor-2Peristiwa baru-baru ini di SIDOR membuktikan bahwa implementasi kontrol buruh bukan hanya merupakan “sebuah gagasan yang baik” tetapi sangat diperlukan. Sudah ada beberapa kasus sabotase yang bertujuan untuk menghentikan produksi atau memperlambatnya. Pada hari Minggu, tanggal 7 Juni, tiba-tiba terjadi kebakaran di Midrex II, salah satu tempat pengelolaan besi di SIDOR. Dalam sebuah artikel di surat kabar daerah, Nueva Prensa, pada tanggal 10 Juni, Alianza Sindical – salah satu fraksi serikat buruh sayap kiri di SIDOR – menyatakan bahwa kebakaran ini merupakan aksi sabotase yang disengaja:

”Luis Jimenez, presiden Dewan Pengawas Departemen Sutiss dan anggota dari gerakan serikat buruh yang tersebut di atas, menjelaskan bahwa ada bukti kuat bahwa api telah disulut oleh orang-orang yang paham mengenai proses produksi pabrik tersebut, karena kecermatan dalam memotong kabel listrik.

“Dia menambahkan bahwa terdapat banyak implikasi yang mengalir dari kecelakaan di Midrex II terhadap produksi, karena pabrik tersebut merupakan elemen kunci dalam rantai produksi di Sidor yang menyediakan 70% bahan baku untuk menyuplai briket dan peleburan pelat . ‘Yang melakukan ini mengetahui Sidor dengan sangat baik dan ingin menciptakan problem-problem operasional yang masif di pabrik baja ini.’

“Jimenez mengutuk kalangan manajer dan para pekerja sayap kanan, yang ingin menciptakan sebuah citra negatif terhadap pabrik Sosialis Sidor dan terhadap nasionalisasi Siderurgica del Orinoco (Sidor). ‘Mereka ingin menggunakan aksi-aksi ini untuk menciptakan konflik di dalam perusahaan, tetapi kita tidak akan tinggal diam. Para pekerja akan tetap waspada terhadap usaha-usaha lain yang bertujuan mengancam produksi dan meruntuhkan proses sejarah yang sedang kita jalani di Sidor’.”

Ini bukanlah kasus sabotase yang pertama dan tentunya juga bukan yang terakhir. Mayoritas besar para manajer di SIDOR masih tetap orang-orang yang telah ditunjuk oleh perusahaan multinasional Argentina. Mayoritas dari para manajer ini menandatangani surat pernyataan yang menuntut pemecatan Chavez pada tahun 2004 dan juga menandatangani surat pernyataan menentang nasionalisasi SIDOR pada tahun 2007. Seperti yang dijelaskan oleh Luis Jiménez, para manajer ini berusaha keras menyabotase produksi karena mereka ingin mendiskreditkan gagasan “perusahaan Sosialis” dan berusaha menunjukkan bahwa nasionalisasi merupakan keputusan yang keliru.

Bagaimana membangun perusahaan Sosialis

Ketika presiden Chavez mengunjungi SIDOR pada tanggal 12 Mei 2008 lalu, dia memberikan sebuah mandat yang jelas untuk membangun apa yang dia sebut sebagai “perusahaan Sosialis”. Dia mengatakan bahwa ada dua target utama: mempertahankan sebuah perusahaan yang efisien dan menciptakan kondisi yang lebih “manusiawi” bagi para pekerja. Tetapi setelah satu tahun nasionalisasi kita melihat bahwa hal ini mustahil untuk dicapai jika struktur dasar kapitalis tetap utuh. Tanpa kontrol dan manajemen buruh mustahil untuk membangun sebuah perusahaan Sosialis.

Dalam konteks sabotase dan divisi kelas yang tajam di pabrik, kontrol buruh tidak hanya akan menjadi sesuatu yang baik. Hal ini sangat diperlukan. Masalah kontrol buruh sangatlah konkrit: Apakah mungkin menempatkan kepercayaan kita pada para manajer yang sama yang memimpin perusahaan selama periode dimana pabrik dijalankan oleh perusahaan multinasional Argentina? Dapatkah kita mempercayai orang-orang yang kemarin menandatangani surat seruan untuk memecat Chavez dan mengakhiri revolusi? Dapatkah kita membiarkan orang-orang yang tidak memiliki kontak langsung dengan para pekerja menjalankan pabrik kita?

opening_cmr_congress09pinaJawaban yang jelas adalah TIDAK. Jika elemen-elemen kontra-revolusioner dan birokratik ini dibiarkan begitu saja, mereka akan mendorong pabrik ini ke jalan menuju jurang. Para pekerja SIDOR akan berjuang laksana harimau untuk mencegah hal tersebut.

Dalam pidatonya pada tanggal 21 Mei 2009, Chavez mengatakan bahwa dia mendukung kontrol buruh dan bahkan juga mendukung pemilihan para manajer oleh pekerja. Dia juga memberikan dorongan baru untuk perjuangan kelas di Guayana dengan nasionalisasi perusahaan briket yang secara langsung terkait dengan SIDOR, Orinoco Iron, Matessi dan Tassa. Para pekerja di pabrik-pabrik ini telah mengambil langkah-langkah konkrit dengan mengorganisasi diri mereka sendiri dan tengah mendorong implementasi kontrol buruh.

CMR (Corriente Marxista Revolucionaria, seksi Venezuela dari IMT) – yang menyelenggarakan kongres dengan sukses pada bulan Mei di SIDOR – sedang membangun kekuatannya di SIDOR dan beberapa pabrik lainnya di Guayana. Hanya dengan sebuah tendensi Marxis yang kuat, yang berakar kuat di pabrik-pabrik yang paling penting, para pekerja bisa menang melawan para manajer korup dan menciptakan sebuah administrasi buruh yang sejati dalam perekonomian secara keseluruhan.

Diterjemahkan oleh Syaiful dari “Venezuela: One year after the nationalization of SIDOR – Struggle for workers’ control continues”, Patrick Larsen, 23 Juni 2009.