Oleh Nophee Yohana
Selama seminggu terakhir, organisasi-organisasi sosial, para pemimpin politik, dan individu-individu di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan di beberapa belahan bumi barat mengadakan acara untuk merayakan ulang tahun Revolusi Bolivarian Venezuela, yang mana, penetapan tahun ulang tahunnya dimulai dengan sejak sumpah jabatan pertama Hugo Chavez sebagai presiden pada tahun 1999.Berbagai acara digelar, termasuk pawai, pidato, pertunjukan musik dan tari, serta seminar pendidikan. Telesur memperkirakan bahwa acara-acara ini diselenggarakan di 45 negara, sedangkan pejabat pemerintah Venezuela menyebutkan ada sekitar 70 negara.
Para peserta yang hadir dalam acara-acara tersebut, menekankan mengenai perlunya pemberdayaan masyarakat Venezuela melalui demokrasi partisipatif yang fokus pada kesejahteraan sosial sebelum berbicara keuntungan, dan pembangunan kebijakan ekonomi alternatif yang mampu bertahan dalam krisis ekonomi dunia saat ini. Mereka juga merayakan prestasi Venezuela di bidang pendidikan, serta pengurangan kemiskinan dan ketimpangan kekayaan secara drastic selama kepresidenan Chavez.
Perhelatan besar juga diadakan di negara-negara tetangga Venezuela. Presiden Bolivia, Evo Morales, sekutu dekat Chavez, merupakan tamu istimewa dalam sebuah acara di La Paz. Morales di depan ratusan massa yang mengikuti serangkaian musik rakyat, berkata, “Cara terbaik untuk memberi penghormatan kepada 12 tahun revolusi di Venezuela adalah dengan lebih banyak negara yang bergabung dalam perjuangan.”
Diperkirakan lebih dari 40 organisasi politik yang berbeda-beda, mulai dari organisasi buruh dan hak asasi manusia menggelar konser musik rakyat dan menandatangani “Deklarasi Bogota” dalam mendukung Revolusi Bolivarian. Senator oposisi Kolumbia, Piedad Córdoba, yang merupakan pendukung utama dari kesepakatan damai kemanusiaan antara pemerintah dan pemberontak FARC, juga memberikan sebuah pidato politik.
“Presiden Chavez telah mengambil sejumlah besar inisiatif, tidak hanya Telesur atau UNASUR [Uni Bangsa Amerika Selatan], tetapi juga mampu menyatukan wilayah-wilayah dan membentuk bangsa yang lebih besar di Amerika Latin,” kata Córdoba.
Pada acara di El Salvador, seorang walikota lokal bernama Carlos Ruiz Venezuela berterima kasih atas tindakan solidaritas internasional yang telah membawa manfaat nyata bagi negara Amerika Tengah yang miskin. “Melalui Misi Miracle, Venezuela telah mengembalikan penglihatan ratusan orang El Salvador, dan kini telah bisa kembali melihat cahaya kebebasan,” kata Ruiz, mengacu pada program yang menyediakan operasi mata gratis.
Para aktivis Dominika berbicara tentang peran utama Venezuela dalam membentuk Aliansi Bolivarian untuk Amerika (ALBA) dan Petrocaribe, organisasi integrasi multinasional yang berbasis pada nilai-nilai solidaritas, kerjasama, dan mempromosikan kesejahteraan sosial.
Pertemuan serupa juga diadakan di Peru, Argentina, Ekuador, Brazil, Dominika, Nikaragua, Suriname, Belize, dan lain-lain. Di luar Amerika Latin, acara serupa digelar di berbagai negara seperti Turki, Suriah, Iran, Kanada, Spanyol, Portugal, Perancis, Belgia, dan Norwegia.
Seorang aktivis dari Spanyol, Ana Montero, mengatakan kepada wartawan bahwa rakyat Venezuela telah mampu mengatur diri mereka sendiri, dan sesuatu yang tidak terjadi di Eropa.”
Sebuah acara yang bersifat khusus diadakan di Angola, yakni memperingati awal perjuangan melawan kolonialisme Portugis pada tanggal 4 Februari 1961 – tanggal yang sama ketika Chavez memimpin pemberontakan militer terhadap pemerintah Venezuela pada tahun 1992. Acara di Angola ini mengundang Jesus Chucho García, pemimpin masyarakat Afro-Venezuela, sebagai tamu istimewa dan pembicara.
Acara yang sama juga diselenggarakan di Amerika Serikat oleh beberapa gerakan sosial. Di Washington DC, sekitar 150 orang berkumpul untuk mendengar pejabat Kedutaan Besar Venezuela berbicara tentang proses politik di Venezuela, diikuti oleh pernyataan solidaritas dari para pemimpin mahasiswa, oragnisasi pekerja, agama, dan organisasi-organisasi advokasi.
Para pejabat Venezuela mengatakan mereka sangat menghargai aksi solidaritas ini. “Kehadiran gerakan sosial yang mendukung Venezuela adalah dimensi yang sangat bersejarah, dan ini mendorong kita untuk terus bergerak maju,” kata Rodrigo Cabezas, salah seorang pejabat pemerintah Venezuela di Amerika kepada stasiun televisi negara.
Carlos Escarrá, salah satu penulis progresif konstitusi Venezuela 1999, diundang untuk menjadi tamu di sebuah pawai besar dan reli di Havana, Kuba. “Di luar apa yang [AS] kekaisaran inginkan, Kuba dan Venezuela akan selalu tetap bersatu untuk kebebasan di Amerika Latin,” kata Escarrá di tengah-tengah kerumunan massa.