Oleh Yonnie Moreno (Venezuela)
Apakah tugas dari soviet, komite buruh, dan serikat buruh di dalam revolusi? Apakah bentuk organisasi tersebut saling bertentangan? Apa sikap yang harus diambil oleh kaum revolusioner dalam hal komite buruh? Yonnie Moreno, kamerad dari Venezuela, memberikan analisanya berdasarkan pengalaman di Venezuela dan juga pengalaman dari Revolusi Rusia 1917 dan Revolusi Jerman 1923.
[Catatan: Artikel ini ditulis sebelum nasionalisasi SIDOR (pabrik besi terbesar di Venezuela) dan pemecatan José Rámon Rivero sebagai Menteri Buruh. Artikel ini diterbitkan di koran El Militante, no. 11, April 2008, yakni koran organisasi Marxis CMR (Corriente Marxista Revolucionaria) di Venezuela]
Pengambil-alihan perusahaan produksi susu “Los Andes” oleh pemerintahan Venezuela telah sekali lagi mendorong ke depan diskusi mengenai komite-komite buruh di dalam Revolusi Bolivarian, dan apa sikap kaum revolusioner dan kelas pekerja terhadap komite-komite tersebut.
Saat mengunjungi Merida setelah menyita perusahaan tersebut dan di dalam pidatonya kepada aktivis-aktivis PSUV (Partido Socialista de Venezuela, Partai Persatuan Sosialis Venezuela) di gedung pertemuan Poliedro, Chavez mengatakan:
“Komite-komite buruh harus dibentuk, yakni komite-komite sosialis, guna mentransformasi pabrik dari dalam. Para pekerja harus mengetahui apa yang terjadi di dalam perusahaan, dan berpartisipasi di dalam pengambilan keputusan”. Dia kemudian menyimpulkan: “Kelas pekerja dan rakyat haruslah menjadi pelopor di dalam proses sosial ini”.
Ini bukanlah pertama kalinya Chavez menyerukan kelas pekerja untuk menjadi kaum pelopor revolusi dan seruan ini tidak boleh diremehkan oleh para pemimpin serikat buruh revolusioner. Untuk alasan ini, adalah sangat penting untuk mempunyai posisi yang tepat mengenai komite-komite pabrik yang disarankan belum lama ini oleh Menteri Buruh, José Rámon Rivero, dan sekarang oleh presiden Chavez.
UNT (Union Nacional de Trabajadores, Serikat Buruh Nasional Venezuela) dan seluruh gerakan buruh harus mengambil sebuah posisi yang tepat, dan yang paling penting mereka harus bertindak untuk membentuk komite-komite buruh dari bawah. Ini harus dilakukan di pabrik-pabrik yang sudah diokupasi oleh buruh, di pabrik-pabrik yang masih dikontrol oleh kapitalis, dan di perusahaan-perusaha an milik publik.
Langkah ini adalah fundamental bila kelas pekerja Venezuela ingin memenuhi tugas-tugasnya guna mendorong revolusi ini menuju Sosialisme. Ini berarti: ekspropriasi alat-alat produksi milik kapitalis, pabrik-pabrik, monopoli-monopoli besar, bank-bank dan tanah. Terlebih lagi, aparatus negara yang tua yang diwarisi dari Republik Keempat (Pemerintahan sebelum Chavez) harus dihancurkan dan digantikan dengan negara atau semi-state yang benar-benar revolusioner.
Bagi kaum Marxis, kelas pekerja Venezuela adalah satu-satunya sektor yang dapat mengorganisir sebuah negara revolusioner sebagai sebuah alternatif dari negara borjuis. Ini adalah satu poin fundamental yang membedakan kaum Marxis dari tendensi-tendensi lain di kiri.
Kaum tani, “sektor popular” [kaum miskin kota], dan kaum borjuis kecil, secara sendirian mereka tidak dapat mengorganisir struktur yang stabil. Yang diperlukan adalah partisipasi kelas pekerja secara terorganisir, dengan organ-organnya, dengan struktur kekuataan nasionalnya untuk berkoordinasi (bukan bertentangan atau tanpa berkonsultasi dengan mereka) dengan “sektor-sektor popular”, kaum tani, dan lapisan kelas menengah. Dengan begitu, akan mungkin untuk membangun negara revolusioner, sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh Revolusi Bolivarian ini.
Inilah alasan utama mengapa dewan-dewan komunal yang berdasarkan komunitas-komunitas tidak mampu mengorganisir sebuah alternatif dari negara borjuis selama bertahun-tahun revolusi, walaupun semua usaha dan kemajuan telah tercapai dan walaupun semua bantuan ekonomi telah diberikan kepada mereka oleh pemerintahan Venezuela.
Komunitas-komunitas ini, yakni komunitas kaum miskin kota di Venezuela, memiliki sebuah komposisi sosial yang heterogen. Tentu saja ada kaum revolusioner yang militan dan berdedikasi di dalam komunitas ini, akan tetapi sayangnya negera revolusioner tidaklah mungkin dibentuk hanya berdasarkan komunitas-komunitas .
Satu-satunya jalan adalah kelas pekerja membentuk organ kekuasaan mereka sendiri dan organ-organ ini harus berkoordinasi dengan dewan-dewan komunal; bukan untuk berkompetisi dengan mereka atau berdiri sendirian, tetapi membentuk komunikasi dan koordinasi. Sama halnya dengan komunitas-komunitas yang tidak mampu mengorganisir negara yang baru dengan sendirinya, kelas pekerja juga tidak akan bisa merebut kekuasaan dengan sendirinya bila ia tidak mampu mendapatkan kepercayaan, dukungan, dan solidaritas dari “sektor-sektor popular”. Untuk mencapai hal tersebut, sangatlah fundamental bagi kelas pekerja untuk mengikutsertakan tuntutan-tuntutan komunitas ke dalam tuntutan mereka dan di dalam semua perjuangan mereka kelas pekerja harus membuat hubungan dengan lapisan-lapisan “sektor popular” yang mencakupi mungkin 50% dari populasi Venezuela.
Proposal Dewan-Dewan Buruh
Dewan-dewan buruh yang pertama dibentuk di pabrik INVEVAL dan selama perjuangan buruh di Sanitarios Maracay dan di pabrik INAF di Cagua dengan inisiatif dari CMR dan FRETECO (Front Buruh Revolusioner di Pabrik-pabrik yang Diambilalih dan Dikendalikan Buruh) di Venezuela. Sayangnya, tidak ada organisasi politik lainnya di Venezuela yang memulai inisiatif membentuk organ-organ kontrol buruh di dalam produksi sebagai organ-organ kontrol buruh yang demokratis guna menjalankan produksi dan manajemen perusahaan.
Pada bulan Januari 2007, Menteri Buruh, José Rámon Rivero, secara verbal menggagaskan pembentukan dewan-dewan buruh. Sampai sekarang, belum ada undang-undang atau dekrit yang akan memungkinkan implementasi dewan-dewan buruh ini, ataupun indikasi mengenai apa fungsi dewan ini di dalam pabrik. Kekalahan referendum 2 Desember yang lalu telah memblok sebuah amendemen dimana disebutkan dewan-dewan buruh sebagai organ kekuasaan popular. Kemenangan referendum tersebut dapat memberikan dorongan yang besar untuk membentuk dewan-dewan buruh.
Dari tendensi serikat buruh FSBT (Fuerza Socialista Bolivariana de Trabajadores) dimana José Rámon Rivero adalah anggota, belum ada langkah-langkah konkrit untuk mengimplementasikan dewan-dewan buruh, dalam arena parlemen maupun dalam perjuangan di pabrik-pabrik. Ini tidaklah mengejutkan karena kepemimpinan FSBT adalah sektor serikat buruh yang paling dekat dengan kaum birokrasi reformis di dalam revolusi Bolivarian.
Proposal dari Mentri Buruh ditolak oleh tendensi-tendensi lain di dalam gerakan buruh, terutama oleh Orlando Chirino, salah satu pemimpin yang paling terkenal di UNT. Orlando Chirino juga menentang Referendum 2 Desember yang lalu. Ini adalah kesalahan yang sangat serius. Argumen utama dari Chirino dalam menentang pembentukan dewan buruh adalah bahwa ini merupakan manuver dari kaum birokrasi reformis di dalam pemerintahan untuk meng-subordinasi dan melemahkan gerakan serikat buruh di Venezuela dan untuk menghancurkan UNT.
“Akan sangat penting sekali bila organisasi-organisa si serikat buruh dapat mencapai persetujuan dengan komite-komite buruh, tetapi petunjuk persetujuan ini akan datang dari negara. Komite-komite buruh haruslah mempunyai otonomi dan apa yang kita sekarang saksikan adalah bahwa mereka mencoba untuk mengendalikan para buruh dan organisasi-organisa si serikat buruh mereka … Yang akan saya katakan secara terbuka adalah bahwa tujuan dari dewan buruh ini adalah untuk melemahkan aksi gerakan serikat buruh. Sayangnya, hari ini kita menyaksikan sebuah aksi yang berbahaya dari pemerintah melalui Menteri Buruh dalam melawan kebebasan dan otonomi serikat buruh.” (Wawancara dengan Orlando Chirinos, Koordinator Nasional UN, El Universal, 14 Oktober 2007)
Konflik antara Chirino dan sayap kanan FSBT dan Menteri Buruh diketahui dengan baik oleh banyak orang. Perpecahan antara Chirino, Marcela Maspero dan FSBT telah melumpuhkan UNT sebagai sebuah organisasi nasional, dan sebagai akibatnya ini telah melumpuhkan kelas pekerja dan maka dari itu membuatnya tidak mampu memenuhi tugas-tugas revolusionernya.
Menghadapi situasi ini, banyak pekerja yang kebingungan. Ini bahkan diperparah ketika FSBT mengatakan bahwa serikat buruh adalah institusi yang sudah kadaluarsa yang diciptakan oleh kapitalis dan hanya komite buruh lah yang harus dibentuk.
Ini adalah pendekatan yang reaksioner karena serikat buruh adalah alat perjuangan buruh untuk membela kepentingan mereka, yang diciptakan melalui pengorbanan yang luar biasa besar. Bila dibawah kondisi tertentu kepemimpinan serikat buruh dapat menjadi korup dan mengadopsi posisi yang pro-boss, ini disebabkan oleh sebuah pendekatan yang melihat perjuangan pekerja hanya dari sudut pandang serikat buruh-isme, yang hanya menekankan perjuangan sehari-hari dan menghindari hubungan dengan perjuangan untuk sosialisme dan melawan kapitalisme. Akan tetapi, ini bukanlah salah organisasi serikat buruh itu sendiri atau para buruh yang ada didalamnya, tetapi adalah kesalahan para pemimpin serikat buruh yang reformis dan pro-boss yang “memimpin” kelas pekerja pada momen-momen tertentu.
Kaum Marxis membela serikat-serikat buruh dan berjuang di dalamnya untuk sebuah kebijakan yang militan dan revolusioner. Tetapi kita tidak berhenti disana, kita juga menekankan bahwa tugas-tugas serikat buruh di dalam sebuah revolusi harus melampaui tugas-tugas “normal” mereka dan mereka harus merubah diri mereka menjadi instrumen untuk merebut kekuasaan. Inilah tugas utama UNT.
Dengan tujuan ini di dalam pikiran kita, para pekerja dari serikat-serikat buruh revolusioner harus mengambil sebuah posisi yang tepat dalam permasalahan komite buruh. Apa sikap yang harus diambil oleh aktivis buruh Venezuela dalam hal komite buruh? Apa kita harus mendukungnya atau menentangnya? Apakah ini adalah serikat buruh versus komite buruh? Kenyataannya adalah bahwa komite buruh adalah pondasi untuk membangun sebuah negara alternatif yang revolusioner.
Pengalaman Revolusi Rusia 1917 and Revolusi German 1923
Secara historis, komite-komite buruh muncul ketika perjuangan kelas telah mencapai satu titik dimana bentuk kepemilikan kapitalis dan kontrol kapitalis atas pabrik-pabrik dipertanyakan. Para buruh mulai menduduki pabrik-pabrik dan mengimplementasikan kontrol buruh dalam produksi. Munculnya komite-komite buruh menunjukkan betapa dalamnya krisis revolusioner dan potensial untuk mengorganisir kelas pekerja sebagai kelas penguasa dengan organ-organ kekuasaannya sendiri. Berulang kali di dalam sejarah, komite buruh adalah batu pondasi dari negara revolusioner.
Dalam hal ini, pengalaman Revolusi Rusia 1917 adalah penting. Soviet buruh (komite buruh) muncul dari komite mogok kerja yang berkepanjangan, yang mengkoordinasi pabrik-pabrik lain dan kemudian menyebar ke seluruh pelosok negeri, ke seluruh komunitas rakyat pekerja dan seluruh daerah. Komite buruh berfungsi sebagai bagian dari organ kontrol buruh, yang menjalankan kontrol buruh atas produksi, maka dari itu ia menjadi kepemimpinan buruh di dalam pabrik, yang anggotanya dipilih oleh buruh sendiri.
Soviet adalah organ embrio dari negara buruh. Akan tetapi, kaum Bolshevik tidak memuja bentuk Soviet seperti berhala. Pada satu ketika, mereka juga memikirkan kalau komite-komite pabrik dan bahkan serikat-serikat buruh dapat memainkan peran sebagai embrio negara buruh.
Pada tahun 1917, Bolshevik tidak menarik diri dalam berpartisipasi di komite-komite pabrik; bahkan mereka mulai membentuk komite-komite tersebut di seluruh pelosok negeri. Pada bulan Juli 1919 – setelah “Hari-Hari Juli” dimana kaum birokrasi reformis menindas kaum Bolshevik dan para buruh – Lenin menyarankan kelas pekerja untuk mengambil alih tampuk kekuasaan lewat komite pabrik, daripada lewat Soviet.
Seperti yang dijelaskan oleh Trotsky di dalam bukunya Sejarah Revolusi Rusia (Bab 26, Bolshevik dan Soviet):
“Pertanyaan mengenai organisasi massa mana yang akan menjadi kepemimpinan insureksi bagi partai Bolshevik tidak boleh dijawab dengan sebuah jawaban yang apriori. Instrumen insureksi bisa saja dimainkan oleh komite pabrik dan serikat buruh, yang sudah berada di bawah kepemimpinan Bolshevik, dan di dalam beberapa kasus oleh soviet-soviet tertentu yang telah bebas dari jeratan para reformis. Lenin, contohnya, mengatakan kepada Ordzhonikidze: ‘Kita harus memusatkan perhatian kita kepada komite pabrik dan perusahaan. Komite-komite ini harus menjadi organ-organ insureksi.(…)
“Hari-hari terakhir bulan Agustus membawa sebuah pergeseran korelasi kekuatan yang tiba-tiba. Rakyat ketika mereka terpanggil untuk berjuang tidak memiliki kesulitan untuk membawa Soviet ke posisi dimana mereka berada sebelum krisis bulan Juli. Dari sini, nasib soviet-soviet ada di tangan mereka sendiri. Kekuasaan dapat diraih oleh mereka tanpa kesulitan.”
Di dalam Revolusi Jerman 1923, peran komite-komite pabrik sangatlah penting. Sayangnya revolusi ini dikalahkan, karena kesalahan-kesalahan dari kepemimpinan Partai Komunis Jerman, yang diberi saran oleh Zinoviev dan Stalin.
Sebab kekalahan revolusi ini akan diulas di artikel yang berbeda. Tetapi di antara sebab-sebab kekalahan ini, kita harus menggarisbawahi ketidakmampuan kepemimpinan Partai Komunis Jerman untuk memahami peran revolusioner dari komite pabrik, dan pemahaman sempit mereka bahwa kekuasaan hanya bisa direbut melalui soviet.
Seperti yang Trotsky tulis di dalam artikelnya Pelajaran Revolusi Oktober, yang ditulis pada tahun 1924:
“Di negara kita, pada tahun 1905 dan 1917, soviet buruh tumbuh dari gerakan itu sendiri sebagai bentuk organisasi yang alami pada satu tahapan perjuangan. Tetapi partai-partai Eropa yang masih muda ini, yang kurang lebih telah menerima soviet sebagai sebuah ‘doktrin’ dan ‘prinsip’, akan selalu menemui bahaya fetisisme terhadap soviet, menganggap soviet semacam faktor yang harus dipenuhi di dalam sebuah revolusi. Akan tetapi, walaupun soviet memiliki keunggulan-keunggul an yang hebat sebagai organ perjuangan, ada kemungkinan dimana insureksi terjadi melalui bentuk organisasi yang berbeda (komite pabrik, serikat buruh, dsb), dan soviet mungkin akan terbentuk pada saat insureksi itu sendiri, atau bahkan setelah kemenangan telah diraih, sebagai organ kekuasaan negara.”
“Satu hal yang menekankan kembali poin ini adalah perjuangan dilakukan oleh Lenin setelah Hari-Hari Juli dalam melawan fetisisme terhadap bentuk organisasi Soviet. Karena Soviet-Soviet yang berada dibawah SR dan Menshevik telah menjadi, pada bulan Juli, organisasi-organisa si yang secara terbuka mendorong para tentara untuk melakukan penyerangan dan menghancurkan Bolshevik, maka dari itu gerakan revolusioner dari massa proletar harus dan terpaksa mencari jalan-jalan dan channel-channel baru. Lenin mengindikasikan komite-komite pabrik sebagai organisasi untuk perjuangan merebut kekuasaan. Sangat mungkin sekali ini dapat terjadi bila bukan karena pemberontakan Kornilov, yang mendorong soviet-soviet konsiliasonis untuk mempertahankan diri mereka sendiri dan memberikan kesempatan kepada Bolshevik untuk menginjeksi sebuah tenaga revolusioner yang baru, mengikat soviet-soviet ini dengan rakyat melalui sayap kiri, yakni kaum Bolshevik.”
“Permasalahan ini memiliki arti yang sangat penting secara internasional, seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman di Jerman baru-baru ini. Di Jermanlah dimana soviet-soviet dibentuk beberapa kali sebagai organ insureksi tanpa ada sebuah insureksi yang terjadi – dan sebagai organ kekuasaan negara tanpa sebuah kekuasaan. Ini menyebabkan: pada tahun 1923, gerakan luas rakyat proletar dan semi-proletar mulai terkristalisasi sekitar komite-komite pabrik, yang pada prinsipnya memenuhi semua fungsi yang dimiliki oleh soviet-soviet kita (di Rusia) pada periode sebelum perjuangan langsung untuk merebut kekuasaan. Tapi justru pada bulan Agustus dan September 1923, beberapa kamerad mengusulkan untuk membentuk soviet-soviet di Jerman. Setelah sebuah diskusi yang panjang dan panas, proposal ini ditolak, dan memang ini mesti ditolak. Melihat kenyataan bahwa komite-komite pabrik telah menjadi pusat penggalangan rakyat revolusioner, soviet hanya bisa menjadi sebuah bentuk organisasi paralel tanpa isi sama sekali. Mereka hanya dapat mengalihkan perhatian dari target material insureksi (tentara, polisi, kelompok-kelompok bersenjata, rel kereta api, dll) dengan menerapkan bentuk organisasi yang lengkap.” (Leon Trotsky, Pelajaran Oktober, Bab 8)
Di dalam karya di atas, Trotsky menekankan bahwa kita tidak boleh memiliki fetisisme terhadap Soviet, bahwa kita harus fleksibel dan bahwa organ yang dapat digunakan oleh kelas pekerja untuk merebut kekuasaan adalah bukan hanya Soviet saja tetapi juga serikat buruh dan komite pabrik.
Di Venezuela, pelajaran utama yang dapat diambil dari pengalaman masa lalu ini adalah bahwa komite-komite pabrik, dan juga serikat-serikat buruh, di dalam revolusi-revolusi yang lain memainkan peran organ negara buruh yang baru, dan bahkan sebagai organ untuk merebut kekuasaan. Dan untuk alasan ini, mereka juga dapat memainkan sebuah peran revolusioner yang menentukan di Venezuela.
Buruh Venezuela Harus Menduduki dan Mengambilalih Pabrik-Pabrik
Proposal Mentri Buruh, dan presiden Chavez, untuk membentuk komite-komite buruh harus diadopsi oleh seluruh gerakan serikat buruh dan pekerja revolusioner, dan harus diimplementasikan. Bila komite-komite pabrik tersebar di seluruh Venezuela, atau setidaknya di pabrik-pabrik yang penting, mereka akan menjadi basis, bersama-sama dengan serikat-serikat buruh, untuk negara revolusioner di masa yang akan datang yang dibutuhkan oleh revolusi ini.
Tidak ada kontradiksi antara serikat buruh dan komite buruh atau pabrik. Sebaliknya, mereka saling melengkapi. Pengalaman perjuangan di Sanitarios Maracay sangatlah relevan dalam hal ini. Ketika pabrik Sanitarios Maracay diduduki, Komite Pabrik terdiri dari eksekutif serikat buruh dan sekelompok buruh yang dipilih oleh majelis buruh. Ini adalah struktur yang lebih fleksibel dan luas dibandingkan dengan serikat buruh. Pemimpin serikat buruh yang paling penting adalah juga pemimpin komite pabrik. Anggota-anggota komite pabrik juga dipilih oleh para buruh sendiri di dalam majelis buruh dan dapat dicabut mandatnya melalui recall.
Di negara mana ada seorang presiden yang menekankan bahwa rakyat harus membentuk komite-komite buruh? Tidak ada satu pun. Ini karena komite-komite buruh atau pabrik secara langsung akan mendorong isu kontrol buruh. Ini jelas-jelas berkontradiksi dengan kepemilikan kaum borjuis atas alat-alat produksi dan keberadaan negara borjuasi.
Inilah mengapa gerakan buruh revolusioner di Venezuela harus mengambil inisiatif ini dan mengembangkannya dari bawah daripada menunggu pemerintah untuk mengimplementasikan nya. Sektor-sektor reformis dari FSBT, dengan Menteri Buruh di depannya, mungkin ingin membentuk komite-komite pabrik dengan cara birokratik dengan tujuan untuk membangun basis mereka sendiri di antara para buruh dan menggunakannya untuk melawan serikat-serikat buruh yang revolusioner, dan terutama untuk melawan tendensi-tendensi lainnya di UNT.
Kita harus selalu waspada dan melawan setiap usaha untuk merubah komite-komite buruh menjadi alat kaum birokrat reformis yang bekerja sama dengan para bos untuk melawan gerakan serikat buruh. Tetapi akan sangat bodoh sekali bila kita tidak mengadopsi proposal tersebut (proposal pembentukan komite-komite pabrik – catatan penerjemah) dan mempraktekkannya, bukan dengan cara yang birokratis dan bukan untuk tujuan sektarian, tetapi untuk membangun struktur-struktur organisasi yang dapat menjadi batu-batu pembangun untuk kontrol buruh dan embrio dari negara buruh.
Revolusi Spanyol (1931-1937) dan Revolusi Bolivarian
Pengalaman di Venezuela sangatlah serupa dengan Revolusi Spanyol pada satu momen yang spesifik. Pada tahun 1931, pemimpin reformis dari PSOE (Partai Sosialis Spanyol), Largo Caballero, mulai menyerukan pembentukan komite-komite buruh di pabrik-pabrik.
Ini adalah sebuah proposal birokratik yang bertujuan untuk mengontrol gerakan buruh. Akan tetapi, nasehat Trotsky dan kaum komunis Spanyol adalah untuk tidak menyerukan sabotase terhadap komite-komite tersebut dan tidak mengutuknya sebagai sebuah manuver dari kaum birokrat reformis, tetapi sebaliknya untuk mengambil proposal Caballero dan mempraktekkannya secara revolusioner.
Di dalam suratnya kepada Andres Nin (pemimpin POUM, Partai Buruh Marxis Persatuan), seorang aktivis revolusioner di Spanyol, Soviet dan Masalah Balkanisasi, Trotsky mengatakan:
“Untuk mengutuk kontrol buruh hanya karena kaum reformis mendukungnya – di dalam kata-kata – adalah suatu kebodohan yang besar. Sebaliknya, justru karena alasan itu kita harus merebut slogan ini dengan penuh semangat dan mendorong para buruh reformis untuk mempraktekkannya melalui front persatuan dengan kita; dan melalui pengalaman ini kita akan mendorong para buruh reformis ini untuk menentang Caballero dan para pemimpin buruh yang palsu lainnya.”
“Kita berhasil membentuk Soviet-Soviet di Rusia hanya karena tuntutan tersebut didorong, bersama-sama dengan kita, oleh Menshevik dan SR, walaupun mereka memiliki tujuan yang berbeda. Kita tidak dapat membentuk Soviet-soviet di Spanyol karena kaum sosialis dan kaum sindikalis tidak menginginkan Soviet. Ini berarti bahwa front persatuan dan kesatuan organisasional dengan mayoritas kelas pekerja tidak dapat dilaksanakan dibawah slogan ini.”
“Tetapi disini, Caballero didorong oleh tekanan dari rakyat, dan sebagai akibatnya dia mengadopsi slogan kontrol buruh dan membuka sebuah kesempatan yang besar untuk kebijakan front persatuan dan untuk membentuk sebuah organisasi yang memeluk mayoritas kelas pekerja. Kita harus mengambil kesempatan ini dengan kedua tangan kita.”
“Tentu saja, Caballero akan mencoba untuk merubah kontrol buruh ini menjadi kontrol kapitalis terhadap kaum buruh. Tetapi permasalahan ini sudah berada di lingkupan yang lain, yakni relasi kekuatan di dalam kelas pekerja. Bila kita berhasil membentuk komite-komite pabrik di seluruh Spanyol, maka di dalam era revolusioner yang kita saksikan sekarang ini, tuan Caballero dan kroni-kroninya akan kalah di dalam perang yang menentukan ini.” (Mengenai Slogan Soviet, Leon Trotsky, Revolusi Spanyol)
Kalimat-kalimat di atas sangat cocok dengan kondisi Revolusi Venezuela sekarang dan mengindikasikan apa sikap yang harus diambil oleh serikat buruh dalam hal komite buruh. Aktivis buruh revolusioner dari UNT harus merebut inisiatif ini dengan kedua tangannya dan membangun komite-komite buruh di semua perusahaan di seluruh Venezuela guna memperkenalkan kontrol buruh atas produksi di dalam perusahaan-perusaha an tersebut.
Mereka harus meluncurkan sebuah kampanye nasional untuk menuntut pemerintahan Chavez menasionalisasi semua perusahaan yang sedang di ambang kebangkrutan, telah ditutup, telah diokupasi, atau yang sedang ada di dalam persengketaan dengan para pekerja, dan juga perusahaan-perusaha an yang menyabotase ekonomi dan menyebabkan kelangkaan produk-produk. Dalam hal ini, nasionalisasi industri semen baru-baru ini harus disoroti sebagai sebuah contoh yang harus diikuti dengan lebih banyak nasionalisasi.
Majelis-majelis rakyat dan pertemuan-pertemuan publik harus diorganisir di pabrik-pabrik bila memungkinkan, dimana komite-komite harus dibentuk dan resolusi-resolusi harus diputuskan. Hari aksi sedaerah harus diorganisir untuk mendukung pembentukan komite-komite buruh, dimana tugas sentral kelas pekerja di dalam konstruksi sosialisme dan perannya di dalam revolusi harus dibicarakan. Ini juga harus digunakan sebagai platform untuk meluncurkan kontrol buruh dan mempersiapkan satu tanggal untuk menduduki pabrik-pabrik yang menyabotase revolusi atau mengeksploitasi pekerjanya.
UNT tidak perlu menunggu pemerintah untuk mengekspropriasi pabrik-pabrik tersebut. Anggota-anggota serikat buruh di dalam UNT harus langsung mengambil aksi, duduki pabrik-pabrik tersebut dan memulai produksi: pabrik-pabrik harus dijalankan di bawah kontrol pekerja, dan tanah di bawah kontrol petani.
Inilah satu-satunya jalan untuk membangun sosialisme di Venezuela. Semua ini, yang harus dijalankan di sektor swasta, juga harus dijalankan di perusahaan-perusaha an publik yang sumber dayanya disalahgunakan oleh kaum birokrasi, disini kontrol buruh sangatlah dibutuhkan.
Tugas-tugas komite buruh adalah untuk melaksanakan kontrol sosial, berjuang melawan sabotase dan penimbunan produk, mengontrol produksi di setiap perusahaan, membuka pembukuan perusahaan, mengarahkan hasil surplus pabrik, dan melatih para pekerja di dalam manajemen dan kontrol pabrik-pabrik. Semua ini dengan perspektif kaum buruh mengambilalih kontrol perusahaan-perusaha an dan menyingkirkan para kapitalis dan birokrat.
Dengan menyebarluaskan komite-komite buruh, mengkoordinasikanny a dan membangun mereka berdasarkan serikat-serikat buruh UNT di setiap pabrik, kota, atau daerah, dengan bekerja sama dengan dewan-dewan komunal, kita dapat membangun struktur untuk sebuah negara revolusioner yang baru. Negara pekerja ini, bersama-sama dengan komunitas-komunitas yang terorganisir, akan dapat menggantikan negara yang diwarisi dari Republik Keempat dengan birokrasinya yang sangat berbahaya bagi Revolusi Venezuela. Inilah satu-satunya cara untuk membangun sosialisme di Venezuela.
______________________________________
(Diterjemahkan oleh Ted Sprague dari Venezuela: The UNT and factory committees – A Marxist analysis of revolutionary strategy, Yonnie Moreno, 22 Mei 2008)