indonesia.handsoffvenezuela.org
Lawan Intervensi Imperialisme Amerika Serikat dengan Mobilisasi Persatuan Rakyat
Bulan Agustus lalu, rakyat petani dan pekerja Bolivia menegaskan kembali dukungannya terhadap Presiden Evo Morales dengan perolehan suara 67.41% di dalam referendum. Angka ini melebihi 53.7% suara yang diperoleh Evo saat terpilih sebagai presiden pada tahun 2005. Kemenangan referendum ini merupakan mandat dari rakyat Bolivia kepada pemerintahan mereka untuk memperluas dan memperdalam proyek sosialisme di Bolivia. Yang artinya pula merupakan mandat untuk melawan segala bentuk intervensi imperialisme di negeri tersebut.
Menanggapi kekalahan ini, kaum oligarki Bolivia, dengan bantuan dan ijin dari tuan-tuan imperialisnya (terutama imperialis Amerika Serikat), mulai meluncurkan kampanye-kampanye kekerasan. Jorge Chavez, salah seorang pemimpin kelompok oligarki di Bolivia , mengatakan: “Bila perlu, kita tumpahkan darah. Kita perlu menumpas komunisme dan menggulingkan pemerintahan orang-orang Indian bajingan ini”. Saat ini, kaum borjuis lokal dan tuan-tuan tanah Bolivia mengorganisir kelompok-kelompok fasis bersenjata untuk menyerang para pendukung Evo Morales: petani dan buruh dipukuli dan ditembaki, gedung-gedung pemerintahan dibakar, kantor-kantor organisasi massa dirusaki, rumah-rumah pemimpin serikat buruh dan serikat tani dilempari bom molotov, jalan-jalan diblokade untuk menghentikan distribusi barang. Semua aksi sabotase politik dan ekonomi ini ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan Evo Morales dan menghentikan laju sosialisme di Amerika Latin. Sampai saat ini, sekitar 30 pendukung Evo Morales telah dibunuh oleh para fasis ini dan banyak yang hilang dan masih belum ditemukan.
Pada saat yang sama, di Venezuela, ditemukan sebuah rencana kudeta yang direncanakan oleh kaum borjuis nasional Venezuela . Terlibat di dalam rencana kudeta ini adalah para jendral purnawirawan, media-media asing dan lokal, pemerintahan Kolombia, dan pemerintahan AS. Presiden Chavez lalu mengusir Duta Besar Amerika di Venezuela, Patrick Duddy, karena keterlibatan AS dalam rencana kudeta tersebut. Pengusiran ini juga merupakan solidaritas terhadap Bolivia yang lebih dulu mengusir Duta Besar Amerikanya, Philip Goldberg, karena terlibat dalam mendukung upaya destabilisasi di Bolivia .
Sejak tahun 2002-2006 setidaknya ada 6 kali upaya sabotase dan destabilisasi yang dilakukan/disokong AS di Venezuela, salah satu yang monumental (karena kegagalannya) adalah kudeta 11 April 2002. Tak kurang para kacung imperialis sekaliber Condolezza Rice dan Donald Rumsfeld menyatakan bahwa Chavez merupakan pengaruh negatif di AL yang sedang mengorganisir perlawanan bersenjata [Eva Golinger: Chronology of the 4th Generation War against Venezuela ]. Hal serupa juga dialami oleh Bolivia , diawali dengan permintaan otonomisasi wilayah-wilayah kaya sumber alam (yang memiliki ikatan kuat dengan, dan didukung oleh AS) oleh borjuasi lokal, lepas dari otoritas pemerintahan Morales.
Intervensi-intervensi serupa oleh AS juga telanjang terjadi di negeri AL lainnya, dan di berbagai belahan dunia. Intervensi di Kuba untuk mengulingkan pemerintahan Castro, intervensi di Haiti dalam menggulingkan pemerintahan Jean-Bertrand Aristide tahun 2004, di Chile era 1970-an, di Irak sejak tahun 2002, di Afganistan, di Palestina, di Nigeria, bahkan di Indonesia terlibat langsung dalam rencana penggulingan pemerintahan Soekarno sekaligus mengangkat Soeharto sebagai kacungnya.
Hingga detik ini pun AS terus melakukan intervensi ekonomi dan politik di seluruh dunia melalui lembaga-lembaga keuangan internasional dan kebijakan neoliberalisme yang sudah menyengsarakan milyaran rakyat dunia. Rakyat Indonesia adalah bagian dari rakyat dunia yang paling sengsara di bawah SBY-Kalla, dan ditangan seluruh partai-partai penyokong agenda neoliberal serta kacung Amerika Serikat saat ini. Rakyat Indonesia pun harus bangkit; menolak menjadi bangsa kuli; menolak menjadi kacung agen-agen imperialisme di dalam negeri. Artinya, rakyat Indonesia harus memperjuangkan kemandiriannya sendiri; baik ekonomi maupun politik, agar dapat bangkit menjadi bangsa yang maju dan produktif.
Dalam hal inilah, Revolusi yang sedang bergulir di Venezuela dan Bolivia menjadi sebuah inspirasi bagi rakyat tertindas di Indonesia dan di seluruh dunia, yang sedang berjuang untuk membebaskan dirinya dari cengkraman kapitalisme dan imperialisme. Revolusi ini membimbing rakyat Indonesia untuk bangkit dan percaya pada kekuatannya sendiri; bahwa berjuang untuk sosialisme tidaklah mustahil.
Oleh karena itulah, jika imperialisme dan oligarki menang di Venezuela dan Bolivia , maka akan menjadi pukulan berat bagi jalannya proses revolusi di Amerika Latin; sekaligus kemunduran bagi gerakan sosialisme di negeri manapun di dunia. Sebaliknya, jika revolusi sosialis menang di salah satu negeri ini, maka jalan menuju revolusi sosialis di seluruh kawasan Amerika Latin dan di seluruh dunia akan terlihat lebih jelas.
Oleh karena itu, adalah tugas semua kaum progresif dan revolusioner sedunia untuk membela Revolusi di Venezuela dan Bolivia . Kami yang bertandatangan di bawah ini menyerukan:
- Kepada Rakyat Amerika Serikat agar melakukan mobilisasi untuk menghentikan intervensi imperialisme pemerintah AS di Bolivia dan Venezuela .
- Kepada seluruh komunitas internasional untuk memprotes kekerasan-kekerasan yang dilakukan oleh kaum oligarki fasis di Bolivia.
- Kepada rakyat pekerja dan petani sedunia untuk mengkukuhkan solidaritasnya terhadap Revolusi di Bolivia dan Venezuela .
- Kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar melakukan tindakan politik dan hukum yang dibutuhkan untuk mempertahankan proses konstitusional di Venezuela dan Bolivia ; serta memberikan sanksi terhadap intervensi AS di AL selama ini.
- Kepada rakyat Indonesia agar menyerukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono segera menghentikan segala bentuk kerjasama dengan pemerintahan AS; sekaligus mengusir keluar Duta Besar AS, Cameron R. Hume, dari Indonesia. Hal ini merupakan bentuk solidaritas kepada Bolivia dan Venezuela ; dan simbol penolakan terhadap imperialisme AS.
Kepada Rakyat Venezuela dan Bolivia ; kamerad Evo Morales dan Hugo Chavez:
- Segera tangkap para pelaku tindak kejahatan dan para organisator kudeta.
- Lanjutkan dan masifkan mobilisasi rakyat serta tindakan politik yang dibutuhkan untuk menghadapi kaum oligarki fasis yang tidak segan-segan menggunakan metode-metode kekerasan.
- Masifkan Nasionalisasi di bawah kontrol rakyat terhadap semua industri vital dan perbankan yang dimiliki oleh para pemodal asing dan borjuis nasional yang menjadi agennya; hanya dengan merebut kekuatan ekonomi dari tangan kaum oligarki dan tuan-tuannya lah kita dapat membuat ompong serangan mereka.
- Dengan mobilisasi rakyat yang semakin massif dan bersatu, MAJU lah menuju kemenangan mutlak sosialisme!
Jakarta, 27 September 2008
Hasta La Victoria Siempre!
Sosialisme atau Barbarisme!
Nama-nama organisasi yang sudah menandatangani surat solidaritas ini:
- Hands Off Venezuela – Indonesia
- Komite Politik Rakyat Miskin – Partai Rakyat Demokratik (KPRM-PRD)
- Rumah Kiri
- Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI)
- LMND-PRM
- Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika
- Libertan Bogor
- Proletariat Resistance Bogor
- Resist Book Yogyakarta
- KSM Unas Jakarta
HOV Indonesia mengundang semua kalangan untuk turut serta dalam aksi solidaritas menentang intervensi AS di Amerika Latin dan menandatangani surat pernyataan ini.
hovindonesia@yahoo.com
Kontak person: 081513984237 (Jesús)
Jesús SA
Koordinator
mas, revolusi tanpa perubahan pandangan dan sikap hidup itu sama saja omong kosong dan sekedar balik nama sebuah rejim penindas. yang paling utama dari sebuah perubahan adalah dasar pijakan perubahan itu sendiri, konsepsi filosofis yang tidak membeo, atau hanya sekedar ngopenei rombengan filosofis dari negeri orang. Revolusi harus berbasis filsafat dari negeri indonesia