Oleh : Jesus S. Anam
Terpilihnya para kandidat walikota dan gubernur dari Partai Persatuan Sosialis Venezuela (PSUV) telah menyita perhatian seluruh gerakan revolusioner di Venezuela akhir-akhir ini. Ini menunjukkan bahwa rakyat dan kaum pekerja masih tetap kokoh berdiri guna menyelamatkan revolusi.
Survei yang dilakukan oleh Venezuelan Institute for Data Analysis (IVAD) baru-baru ini juga menunjukkan bahwa gelombang massa yang besar masih tetap berada di barisan depan sosialisme. Dukungan atas kebijakan Chavez dan langkah-langkahnya dalam melawan kapitalisme, seperti nasionalisasi pabrik Sidor dan pabrik-pabrik lain, mencapai sekitar 68%. Nasionalisasi di beberapa pabrik semen: setuju 56.0%; tidak setuju 33.3%; abstain 16.0%. Dan mengenai nasionalisasi perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor makanan: setuju 50.1%; tidak setuju 42.1%; abstain 7.8%.
Dari hasil survei ini kita bisa melihat bahwa ada suatu lompatan yang luar biasa, yakni terjadi pengambilalihan monopoli-monopoli besar — sebuah lompatan kesadaran yang tinggi dari rakyat dan kaum pekerja. Data ini juga memberi gambaran bahwa ada situasi yang luar biasa bagi rakyat Venezuela untuk menuju kedamaian yang sempurna — sosialisme. Situasi seperti ini telah cukup memberi pembenaran bagi Chavez untuk mengeluarkan kebijakan mengenai nasionalisasi berbagai sektor bisnis: perbankan, monopoli-monopoli besar, dan tanah-tanah industrial. Dengan dasar ini, rencana-rencana demokratik bisa diimplementasikan, seluruh perekonomian Venezuela akan berada di bawah kontrol rakyat dan kaum pekerja; seluruh rakyat dan kepemimpinan revolusioner mengambil kontrol atas ekonomi-ekonomi kunci dan mengorganisir ekonomi-ekonomi kunci tersebut untuk memenuhi kebutuhan seluruh rakyat, dan bukan untuk kepentingan segelintir golongan, yakni kaum modal.
Ini merupakan buah terakhir dari penderitaan kaum miskin dan kaum pekerja di Venezuela.
Sebuah kekeliruan yang cukup fatal jika percaya bahwa sosialisme bisa dibangun dengan bertahap, melakukan kompromi-kompromi dengan kaum reformis, dan memberi kelonggaran kepada kaum modal. Gagasan yang mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting, bahwa negara yang kuat bisa menggiring dan menstimuli sektor swasta, tidak ada dalam sosialisme. Gagasan ekonomi seperti ini didasarkan pada pikiran ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes, dan terbukti mengakibatkan kesengsaraan dan memimpin letupan inflasi ke seluruh dunia.
Kaum reformis dan sektor-sektor birokratik di Venezuela mencoba membangkitkan kembali kebijakan Keynesian dari kuburnya. Menghidupkan lagi gagasan mengenai ekonomi campuran, bahwa majikan dan pekerja bisa bersama bekerja membangun sosialisme. Sektor-sektor ini yang akan menekan pemerintahan revolusioner ke arah kanan, memainkan terompet bernada sumbang dan membangkitkan kebingungan mengenai sosialisme, yakni sosalisme yang tidak jelas, jenis kolaborasi antara penunggang kuda dengan kuda tunggangan. Kebijakan tipe ini membawa kepada ledakan inflasi hingga 30 % di Venezuela. Jika mereka, yang berada di sektor birokratik, memaksakan garis politik seperti ini guna mempertahankan dan meindungi kawan-kawannya, yakni kaum modal, mereka akan membawa revolusi Bolivarian menuju jurang ngarai yang amat dalam.
Untuk mematahkan arus yang akan memnghanyutkan revolusi, perlu membangun aliansi yang kuat dari gerakan-gerakan politik Bolivarian dengan gagasan-gagasan yang benar. Tindakan Hugo Chavez debngan membaca buku karya Alan Wood, Bolshevism: Road to the Revolution, merupakan contoh dari kejeliannya untuk mencari gagasan yang tepat guna mengeluarkan Venezuela dari ancaman kaum reformis. Buku Reform or Revolution, Marxisme and Socialism of the twenty-first century, a response to Heinz Dietrich akan berkontribusi besar untuk melawan ide-ide kaum reformis seperti Dietrich dan saatnya mengembalikan ide-ide genuine dari sosialisme ilmiah, atau Marxisme.
Salam Solidaritas!