December 5th 2007, by Kiraz Janicke – Venezuelanalysis.com
Caracas, 5 Desember 2007, Rakyat Venezuela punya kapasitas untuk memodifikasi dan mengajukan kembali proposal reformasi yang kalah dalam referendum 2 Desember, kata Presiden Venezuela Hugo Chavez melalui telepon saat penayangan program politik populer La Hojilla (Silet) dalam TV pemerintah Venezuela channel VTV.
Saat telepon Chavez merefleksikan hasil referendum dan menegaskan bahwa ia kehilangan haknya untuk mengajukan proposal konstitusional. Namun, katanya, “Rakyat Venezuela punya kekuasaan dan hak untuk mengajukan permintaan reformasi konstitusional sebelum masa [jabatan presiden] ini selesai, yang masih tersisa 5 tahun.”
Dalam Konstitusi Bolivarian 1999, Presiden, Majelis Nasional atau 15 persen pemilih terdaftar berhak mengajukan proposal reformasi konstitusional.
Rakyat Venezuela, tekan Chavez, dapat mengajukan proposal reformasi “tahun depan atau dalam tiga tahun ini.”
“Tidak harus sama,” lanjutnya, “Bisa mengarah ke hal yang sama, tapi bentuknya berbeda, lebih baik dan lebih sederhana, karena saya harus menerima bahwa reformasi yang kami ajukan sangatlah kompleks. Dan dalam perdebatan itu menjadi lebih kompleks. Ini digunakan oleh lawan-lawan kami dan kami tidak mampu menjelaskannya.”
Proposal reformasi konstitusional Chavez yang asli pada 15 Agustus memuat perubahaan terhadap 33 pasal; ini kemudian bertambah menjadi total 69 pasal dalam perdebatan dengan Majelis Nasional. Dalam pidato konsesinya pada Senin dini hari Chavez menerima bahwa mungkin momennya salah untuk proposal reformasi. Namun, dengan mengacu pada batas kemenangan oposisi yang sangat tipis, ia menyatakan dalam La Hojilla, “Walaupun itu ofensif awal, kita hampir menang!”
“Kita akan mengkonsolidasikan kekuatan ini dan meningkatkan kekuatan ini dan kemudian akan ada ofensif baru, yang dapat dicapai melalui cara-cara kerakyatan,” ia menjaminnya. Chavez berkata ia berharap rakyat akan mengambil inisiatif ini sambil mempertahankan tujuan
prinsipilnya; “transformasi negara”
“Diskusi seputar transformasi negara belum usai,” lanjutnya, “ini momen untuk memulai refleksi sesungguhnya dan kritik-diri.”
Meskipun peningkatan suara oposisi hanyalah sedikit dari 4,4 juta saat pemilihan presiden tahun lalu menjadi 4,5 juta menentang reformasi, tampaknya sebanyak 2,8 juta orang yang memilih Chavez saat pemilihan presiden memilih abstain saat referendum reformasi konstitusional.
Merefleksikan pendapat bahwa banyak rakyat memilih abstain dalam voting referendum sebagai protes terhadap kerja-kerja banyak walikota dan gubernur yang mengambil garis ‘Chavismo,’ Chavez berkata, “Kalau sebagian orang tidak memilih karena mereka kesal dengan tidak diresponnya beberapa tuntutan mereka oleh beberapa pihak, maka ini bukan saatnya menjelek-jelekkan hal itu, karena proposal itu secara langsung menyerang keburukkan-keburukkan badan-badan tersebut, seperti korupsi dan birokrasi yang benar-benar menahan tuntutan rakyat. Rakyat yang tidak memilih atau memilih menolak reformasi karena kesal atau
kecewa hanyalah merugikan diri mereka sendiri.”
Chavez juga mengolok-olok kampanye media internasional yang mendiskreditkan dan secara pribadi menyerangnya, terutama channel televisi AS, CNN, yang telah memulai penyebaran informasi tentang dugaan krisis dalam pemerintah revolusioner sebagai reaksi terhadap hasil proses pemilihan 2 Desember.
Menegaskan bahwa ia tetap bekerja keras untuk revolusi, Chavez berkata, “Bagi saya ini bukanlah kekalahan dan saya tidak menganggap ini sebuah kemenangan kaum oposisi. Kini yang ada adalah menjaga tetap terbukanya jalan menuju tanah air yang baru. Yang tidak mereka singgung dalam berita-berita isapan jempol tentang krisis dan rakyat yang mudah dikalahkan dan bersedih adalah bahwa Chavez masih di sini untuk sementara.”
Ia juga sepenuhnya menyangkal berita versi wartawan El Nacional, Hernan Lugo-Galicia, yang menduga dalam sebuah wawancara dengan Daniel Viotto dalam CNN berbahasa Spanyol bahwa Chavez menerima hasil referendum hanya setelah ditekan oleh Komando Tinggi Militer.
“Mengenai desas-desus bahwa Komando Tinggi Militer siap melanjutkan rencana destabilisasi yang dipersiapkan kaum oposisi; hanya ada satu hal yang perlu dijelaskan, bahwa Komando Tinggi Militer saat ini lebih solid dari sebelumnya karena Revolusi, karena komitmen mereka, karena penghormatan mereka terhadap Konstitusi.” Jendral Jesus Gregorio Gonzalez Gonzalez, komandan Komando Operasional Strategis juga menelpon La Hojilla beberapa menit setelahnya untuk mengkonfirmasi bahwa klaim Lugo-Galicia adalah “isapan jempol.”
Diterjemahkan oleh Data B