Ditulis oleh Rawi (Jombang)
Krisis ekonomi global sekarang ini adalah sebuah gejala dari sistem kapitalisme dunia yang telah kehabisan potensi untuk maju. Ini akan membuka sebuah krisis sosial dan pergulatan revolusioner dalam tahun-tahun ke depan.
Kemenangan kekuatan-kekuatan kiri di Amerika Latin merupakan simbol dari keruntuhan konsensus ekonomi politik global yang dibangun sejak akhir tahun 1980, ketika runtuhnya tembok Berlin dan Uni Soviet dimaknai sebagai akhir dari sejarah yang mengoreskan tinta kemenangan demokrasi liberal dan pasar bebas di atas gagasan-gagasan alternatif lainnya yang lebih manusiawi. Praktek ekonomi yang berbasis liberalisasi pasar bebas memunculkan persoalan-persoalan mendasar bagi masyarakat Amerika Latin. Pemangkasan berbagai program sosial semakin memperluas kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin dan problem pengganguran. Sebagai akibatnya, kita saksikan gelombang perlawanan dari kelas pekerja dan petani sejak tahun 1980-an sampai paruh akhir tahun 1990-an.
Pemerintahan Chavez, yang terpilih pada tahun 1998, berhasil melakukan politik radikal dengan mengubah kesepakatan ekonomi antara pemerintah dengan pihak korporasi minyak, dengan mengalihkan laba dari penjualan minyak untuk kesejahteraan rakyat Venezuela. Keberhasilan ini mengilhami gerakan-gerakan massa di kota Jombang dalam membangun suatu politik radikal di kalangan serikat buruh, petani dan mahasiswa.
Sebuah forum diskusi dengan tema bertajuk “Membangun Politik Alternatif Abad ke-21” diinisiasi oleh Hands Off Venezuela seksi Indonesia berkerjasama dengan Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) wilayah Kabupaten Jombang dan Serikat Perjuangan Mahasiswa (SPM) komite kota. Forum diskusi ini diawali dengan pemutaran film dokumenter “Revolution Will Not Be Televised” yang bercerita mengenai perjuangan rakyat Venezuela dalam menggagalkan kudeta yang dilakukan oleh kelompok borjuasi terhadap pemerintahan mereka.
Pada tahun 2002, kaum oligarki Venezuela dengan bantuan imperialisme Amerika meluncurkan sebuah kudeta terhadap Hugo Chavez. Presiden Chavez diculik oleh sekelompok pimpinan angkatan bersenjata yang mengumumkan bahwa Chavez telah mengundurkan diri, sebuah klaim yang kemudian ditolak oleh Chavez. Segera kaum oligarki Venezuela membubarkan parlemen Venezuela yang telah terpilih secara demokratis dan lalu menunjuk Pedro Carmona menjadi presiden. Dalam waktu dua hari, rakyat Venezuela segera mengorganisasi diri mereka dan berbondong-bondong mengepung istana presiden dan barak-barak militer, dan akhirnya menggagalkan kudeta tersebut.
Peserta diskusi melihat bagaimana berbedanya pemerintahan Chavez dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak memberikan harapan kesejahteraan untuk rakyat pekerja. Masalah yang dihadapi rakyat Indonesia juga serupa dengan apa yang terjadi di Amerika Latin, yaitu kapitalisme dengan lembaga donornya seperti IMF, World Bank, IDB dan lembaga-lembaga lain yang merampas kekayaan sumber daya alam dan menindas rakyat pekerja. Sebuah perlawanan juga sedang digalang di bumi Indonesia. Dengan berbekal inspirasi dari Amerika Latin, para peserta diskusi setuju untuk membentuk sekolah-sekolah politik dan forum-forum diskusi setiap 2 minggu.
Hidup Sosialisme!