Oleh : Jesus S. Anam
November tahun lalu, kamerad Jorge Martin, sekretaris internasional Hands off Venezuela (HoV), memberikan buku kepada saya berjudul The Venezuelan Revolution: A Marxis Perspective karya Alan Woods, tokoh sentral International Marxist Tendency (IMT). Buku itu berisikan 14 artikel yang ditulis oleh Alan Woods mengenai realitas politik di Venezuela seputar kegagalan kudeta tahun 2002 dan arah revolusi Bolivarian menuju sosialisme awal tahun 2005. Setelah membacanya, saya membuat sebuah catatan ringkas pandangan brilian Alan Woods mengenai revolusi Venezuela dan menyuguhkannya di forum ini. Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan saya sebelumnya, Kaum Kiri dan Revolusi Venezuela.
Alan Woods menulis sejumlah artikel itu dalam rentang waktu antara tahun 2002 (setelah kegagalan kudeta) hingga tahun 2005. Artikel-artikel dalam buku ini tidak hanya mendiskripsikan sebuah kejadian, tetapi sebuah analisis Marxis mengenai revolusi Venezuela, kelemahan, kekuatan, kontradiksi dan karakter-karakter uniknya.
Dalam buku itu, Alan Woods juga memberi apresiasi yang tinggi terhadap perjuangan rakyat di Venezuela dan melihatnya sebagai jalan menuju revolusi sosialis dunia. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Venezuela adalah jalan utama yang akan menjadi titik tolak pembangunan revolusi dunia, karena kaum pekerja di Venezuela saat ini memiliki kesadaran lebih maju dibanding kesadaran kaum pekerja di tempat lain. Artikel-artikel yang ditulis Alan Woods itu mendorong keterlibatan kaum Marxis, kaum pekerja revolusioner, dan kaum muda militan seluruh dunia dalam proses revolusi di Venezuela dengan media-media yang memungkinkan.
Pandangan politik Alan Woods yang dipaparkan dalam artikel-artikelnya memperlihatkan sebuah sikap politik yang progresif, tajam, dan internasionalis. Woods ingin menyatukan elemen-elemen terbaik dari kaum Marxis seluruh dunia dengan gerakan dan kepemimpinan baru yang revolusioner. Ini merupakan poin yang luar biasa bagi Alan Woods dan IMT karena mampu menjelajah dunia (setidaknya baru sebagian), bergabung dengan gerakan Bolivarian dan memasukkan ide-ide Marxisme ke dalam gerakan tersebut.
Banyak sekali kelompok-kelompok dan partai-partai revolusioner yang skeptis dan dingin terhadap revolusi yang terjadi di Venezuela. Hal ini bukan tanpa sebab. Ada beberapa alasan fundamental yang menjadi sumber keberatan mereka untuk mendukung revolusi Bolivarian. Pertama, sejumlah pemimpin Bolivarian datang dari kalangan militer. Kedua, program Bolivarian, pada tahap awalnya, bukanlah sosialis. Ketiga, Chavez bukan seorang sosialis, tetapi hanya seorang borjuis yang radikal.
Sikap skeptis dan dingin dari beberapa kelompok dan partai revolusioner tersebut berbeda jauh dengan pandangan politik Alan Woods yang menganggap penting keterlibatan kaum Marxis di Venezuela dan seluruh dunia dalam proses revolusi di Venezuela. Bahkan, sebagai cerminan sikap progresifnya, Alan Woods membangun media kampanye solidaritas internasional untuk mendukung proses selanjutnya dalam revolusi di Venezuela, yakni Hands Off Venezuela (HOV).
Dari awal Alan Woods memang telah menganggap penting hal ini. Kaum Marxis tidak hanya mengritik dan berdiri di luar arena sebagai penonton. Tetapi terlibat dan menjadi bagian dari revolusi. Karena tugas krusial yang harus dilakukan oleh kaum Marxis di Venezuela saat itu, sebagai sikap dari kaum Marxis sejati, yakni mempengaruhi gerakan Bolivarian dengan ide-ide Marxis untuk mengarahkan jalannya revolusi ke arah sosialisme.
Gagasan-gagasan maju Alan Woods tercermin dalam setiap artikelnya. Revolusi Venezuela tidak boleh berhenti di tengah jalan dengan membiarkan kelompok sayap kanan yang didukung Amerika Serikat dalam sektor-sektor penting dan menjadi aparatus negara yang kuat yang sewaktu-waktu bisa menggagalkan jalannya revolusi. “Kekuatan kontra-revolusi tidak boleh dibiarkan,” kata Alan Woods. “Mereka semakin putus asa… nekat dan kasar…. Rakyat pekerja harus mengambil alih kepemilikan kapitalis dan meletakkan dasar bagi pembangunan sosialisme. Dengan kemenangan besar atau dalam keadaan buruk sekalipun.” (Bab 9)
Mengenai pengambil alihan kepemilikan kapitalis, Woods menggambarkannya sebagai suatu pekerjaan yang tidak mudah. Hal ini memerlukan kesiapan manajerial dari kaum pekerja, dan juga faktor-faktor lain yang tak kalah berat. Nasionalisasi, menurut Woods, hanya bisa diemban oleh gerakan massa rakyat pekerja yang telah memahami bahwa tidak ada alternatif lain dan yang sudah siap untuk mengambil alih tanggungjawab manajemen. Mereka juga harus siap dengan masalah-masalah dalam mengelola kegiatan-kegiatan produksi. Karena pengambil alihan perusahaan-perusahan asing ke tangan mereka bisa menyebabkan kekurangan bahan baku, pasokan alat-alat untuk produksi, dan tentunya pasar untuk menjual barang-barang produksi.
Woods juga mempresentasikan perlunya menasionalisasi kepemilikan kapitalis melalui cara yang konstitusional. “For the immediate expropriation of the property of the imperialists and the Venezuelan bourgeoisie! The only way to remove the danger of counter-revolution…. An emergency decree to this effect must be put to the National Assembly,” kata Woods, tidak lama setelah kegagalan kudeta tahun 2002. (Halaman 17)
Hal penting lain yang perlu dicermati dalam buku ini, bahwa, secara implisit, Woods juga mengkritisi sikap politik Chavez yang masih cenderung inkonsisten. Dalam bab pembukaan, yang ditulis dari London dan Buenos Aires tidak lama setelah percobaan kudeta tahun 2002, Woods mengkhawatirkan langkah-langkah politik Chavez ke depan. Woods menulis bahwa Chavez cenderung bertindak inkonsisten dan sering memperlihatkan sikap ragu-ragu. Dia terkesan menyia-nyiakan kesempatan dan berusaha berdamai dengan kekuatan kontra-revolusi. (Bab 1)
Kekhawatiran Woods yang diucapkan 7 tahun lalu, meskipun secara eksplisit tidak terbukti, setidaknya menjadi pijakan kita untuk terus bersikap kritis terhadap kebijakan politik Chavez dan proses dari Revolusi Venezuela. Karena masih banyak tugas-tugas revolusi yang belum selesai. Sistem ekonomi Venezuela juga masih didominasi oleh kapitalis. Sebagaimana dikatakan oleh Kamerad Ted Sprague dalam artikelnya yang berjudul Peringatan Kudeta April 2002 di Venezuela dan Kemunafikan Demokrasi Barat, bahwa sistem ekonomi Venezuela masih didominasi oleh kapitalis dan negara Venezuela masihlah berbentuk negara borjuis yang dipenuhi oleh elemen-elemen birokrasi korup dari pemerintahan yang lama, yang secara sengaja menyabotase usaha-usaha Chavez dari dalam.
Premis dasar dari Marxisme yang telah diajukan Alan Woods dalam bukunya itu telah dikonfirmasikan pada tiap-tiap tahap dalam perjuangan rakyat Venezuela, mampu membangkitkan kepekaan politik di kalangan kaum Bolivarian. Studi yang teliti di setiap artikel Alan Woods dalam buku itu akan menjadi referensi guna mengawal revolusi Venezuela.
Hidup Revolusi Venezuela!
Hidup Sosialisme!